"Wihhh, bahaya!"
Idur yang masih menjilati sisa manis di kumisnya nan tipis tiba-tiba menimpali penjelasan Haut.
"Bahaya bagaimana?" Tanya Ardni.
Idur yang telah sibuk menguras Jigong, tidak menanggapi pertanyaan Ardni. Suasanapun hening. Hanya suara kodok kehausan sesekali terdengar dari tumpukan bebatuan di samping utara pos ronda.
"Bahayanya, nyaingin kepopuleran Gang Sapi. Bahayanya lagi, nyaingin produk khas susu sapi jantan Engkong. Begitukah, Dur?" Inot menebak jalan pikiran Idur.
Idur hanya menyembulkan jempol tangan kanannya. Lantas kembali menguras jigong.
"Duh, kasihan Engkong. Kalau sampai tersaingi bisa bangkerut usaha Susu Sapi Jantan Limited-nya." Sahut Ibud.
Jijay yang sedari tadi diam dan hanya mengayun-ayunkan kakinya menggelantung di lantai pos ronda, tiba-tiba berdiri.
"Mau kemana, Jay?" Tanya Iwur.
"Pulang."
"Ngapain?"