“Cobak diulang.”
“Apanya?”
“Pertinyiinnyi!” Kesal, Jijay menimpali.
“Denger dan pasang telinga baik-baik. Engkong. Mulai kemarin. Kagak kelihatan. Ke mana?”
Kali ini, Ardni patah-patah menjawab pertanyaan yang diulang Jijay.
“Sakit.”
“Sakit apaan?”
“Sakit perut.”
“Engkong sakit perut?. Mau datang bulan, kayaknya!” Tanya Ibud mengarah ke pernyataan.
Gelak tawa seketika kembali menggema. Mengagetkan kodok dan kadal yang bersiap bertarung di tumpukan bebatuan sebelah utara pos ronda.
"Ya nggaklah. Cuman, sering ke belakang." Bela Jijay meyakinkan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!