Mohon tunggu...
ARIF R. SALEH
ARIF R. SALEH Mohon Tunggu... Guru - SSM

Menyenangi Kata Kesepian dan Gaduh

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kunti dan Bulan Bulat Sempurna

4 Oktober 2020   08:53 Diperbarui: 7 Oktober 2020   14:36 1345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : pixabay.com

Painem menatap tajam Paijo. Membuat Paijo salah tingkah. Lelaki tua itu menatap jauh ke langit. Mengepulkan asap dari rokok yang dihisapnya dalam-dalam.

“Kunti. Ada yang ingin kau sampaikan?”

“Tidak ada, Mbok” Jawab Kunti singkat dan kembali mulutnya rapat terkunci.

Painem kini ikut terdiam. Masih lekat di ingatan. Bagaimana Kunti dulu mati, sehari setelah melahirkan.

Di beranda ini pula, Painem dan Paijo menyaksikan Kunti meregang nyawa dengan perut membuncit. Membesar tidak wajar. Hingga orang-orang bergunjing, matinya Kunti karena santet.

Sedangkan Kunti, masih dapat merasakan kesakitan sangat. Hawa panas dan nyeri di perut yang luar biasa, memaksa Kunti minta tidur di beranda. Dan…., saat bulan bulat sempurna, Kunti meregang dan melepas nyawa.

***

Kunti. Sosok gadis bersahaja. Tinggi semampai. Bunga desa nan cantik mempesona. Banyak laki-laki yang berusaha merebut hatinya. Termasuk Hendra, anak Pak Kades.

Hanya seorang pemuda yang mampu meluluhkan hati Kunti. Zibran, pemuda desa sebelah. Teman SMA Kunti. Pemuda yang sukses merantau ke Jakarta.

Setelah menikah, Zibran memboyong Kunti ke Jakarta. Sewaktu Kunti hamil dan hampir melahirkan, Kunti minta pulang ke desa.

Rupanya, Hendra dan keluarganya menaruh sakit hati. Terutama ibunya Hendra. Sosok Bu Kades yang ketus dan pendendam. Bahkan bukan rahasia lagi, akan membalas sakit hati dengan cara apapun, kepada Kunti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun