Kepala tukang belum sempat menjawab, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh dari balik tembok dan erangan kesakitan yang cukup keras. Bergegas kami berdua ke arah suara itu. Diikuti tukang dan kuli lainnya.
Innalillah, salah satu tukang terjatuh, kepalanya tepat membentur sisa tumpukan batu pondasi di belakangnya. Darah mengalir cukup deras. Seorang kuli dengan cekatan menopang tubuh tukang yang terjatuh. Berusaha menyadarkan dengan menepuk-nepuk pipi sang tukang. Namun tidak ada gerakan. Tidak ada sama sekali.
Segera kami mengangkat dan menempatkan tubuh tukang yang jatuh di tempat rindang bawah pohon jati. Kepala tukang dengan sigap memeriksa denyut nadi. Tidak ada reaksi dan tanda gerak denyut nadi. Tanpa pikir panjang, aku meminta segera diangkut ke mobil. Membawa tukang yang terjatuh ke rumah sakit.
Takdir tidak sesuai harapan. Tukang yang jatuh meninggal dunia. Kami yang mengiringi hanya bisa terdiam dan tertunduk lesu. Tak seberapa lama, keluarga tukang yang meninggal dunia berdatangan. Pilu rasanya melihat kesedihan mendalam yang terlihat jelas di depan mata.
Untuk beberapa hari, pembangunan rumah aku hentikan. Entah hari ke berapa. Mungkin sudah masuk hitungan belasan. Dan hari ini, untuk pertama kalinya aku berdiri lagi di tempat sewaktu dulu sempat ngobrol singkat dengan lelaki setengah baya.
Otak kananku mencoba mengingat kalimat terakhir dari lelaki itu. Semakin aku berusaha mengingat, semakin hawa dingin tetiba datang menyergap. Aku arahkan pandangan ke sekeliling. Berusaha mencari, mungkin sosok lelaki itu ada saat ini.
“Nanti Mas akan paham dengan sendirinya”. Yah, kalimat terakhir itu kembali kuingat. Tetapi bukan kalimat ini yang mengusik pikiranku sedemikian dalam,. Justru yang terngiang-ngiang di saat akan tidur adalah kalimat “Ubo Rampe”. Mungkinkah ini penyebab petaka? Ah….aku masih tidak percaya. Sedikitpun tidak percaya!....
Kademangan, 22.07.2020
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI