Dari arah depan muncul Sersan Huda dan Kopral Sueb. Keduanya menggiring erat sosok tubuh lain. Matanya juga ditutup kain hitam.
Sang Komandan berdiri. Dia sangat tahu sosok di depannya. Berdiri tertunduk dengan mata tertutup kain hitam.
Darah Sang Komandan menggelegak. Tubuhnya panas membara. Melebihi panas bara batubara. Geram tak mampu diredam. Kesaksian Kopral Sueb tak terbantahkan.
“Panggil lima prajurit yang sudah kita siapkan!” tegas suara Sang Komandan memerintahkan.
Lima prajurit segera menghadap. Sigap tangan mereka membekap. Sosok tubuh terkulai lemah di pojok kiri ruang.
“Bawa segera orang itu!”
Tangan kanan Sang Komandan dikibaskan. Bergerak cepat lima prajurit Macan Kumbang. Membawa sosok itu pergi. Entah kemana.
“Kalian keluarlah” pinta Sang Komandan.
Sersan Huda, Sersan Ahmad, Kopral Wagimin, dan Kopral Sueb kompak memberi hormat. Segera beranjak keluar. Tak berani lagi menoleh ke belakang.
Lima menit kemudian. Dari arah kiri nun agak jauh dari markas. Diantara rimbun pohon gelap malam. Terdengar tiga tembakan.