Mohon tunggu...
Arrizal Tegar Al Azhar
Arrizal Tegar Al Azhar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

menulis adalah pintu kemana saja

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Rokok Dulu Biar Rileks? Fakta Sains Dibalik Efek Rileks Rokok

4 Februari 2024   10:44 Diperbarui: 22 Juni 2024   12:24 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh Racool_studio dari Freepik

Apakah Anda adalah termasuk perokok atau pengguna vape? Apakah Anda juga merasakan efek rileks saat anda merokok atau vaping?

Faktanya, beberapa orang mulai merokok karena sebab banyak orang yang mengatakan bahwa merokok atau vaping bisa memberikan efek rileks dan meredakan stress yang mereka rasakan.

Hal tersebut memang benar tapi apakah cara tersebut tepat? 

Lalu mengapa merokok atau vaping bisa memberikan efek rileks? Atau ini hanya sugesti semata?

Sugesti bisa saja berperan dalam pemberian efek rileks yang dirasakan pengguna. Namun dalam dunia sains, efek rileks ini disebabkan karena nikotin yang terkandung di dalam rokok dan juga vape. 

Nikotin merupakan salah satu bahan kimia dalam rokok dan vape yang sifatnya adiktif.

Bagaimana nikotin bisa memberika efek rileks?

Ketika nikotin diserap ke dalam tubuh, nikotin akan masuk ke aliran darah yang kemudian darah tersebut akan mengalir ke otak. 

Dalam beberapa saat saja, nikotin dapat merangsang pelepasan hormon dopamin dalam otak sehingga akan memberikan efek nyaman dan bahagia. 

Dalam waktu bersamaan, otak akan mulai mendambakan sensasi nikotin ini terus menerus. Dan untuk mendapatkannya, tentu akan dibutuhkan lebih banyak roko atau vape. 

Sehingga tidak heran, jika seseorang sulit untuk berhenti dari merokok atau vaping.

Namun, efek rileks ini sebenarnya hanya bersifat sementara. Kenyataannya, justru merokok dapat meningkatkan stress. 

Hal ini terjadi karena ketika merokok atau vaping, tekanan darah dan detak jantung akan meningkat, otot menjadi tegang, dan lebih sedikit oksigen yang masuk ke otak.

Gambar oleh wirestock dari Freepik
Gambar oleh wirestock dari Freepik

Dalam jangka panjang, merokok juga dapat merangsang otak untuk menghentikan proses pembuatan dopamin. 

Sehingga, ketika pasokannya mulai berkurang, hal ini justru mendorong seseorang untuk merokok ataupun vaping lebih banyak lagi. 

Tanpa disadari, hal ini bisa memicu berbagai masalah kesehatan jangka panjang, seperti penyakit jantung, gangguan pernapasan, dan kanker. 

Ketika seseorang menyadari risiko kesehatan ini, itu bisa menyebabkan kecemasan yang lebih besar, alhasil meningkatkan tingkat stress.

Merokok memang dapat memberikan sensasi tenang dalam waktu singkat, namun dalam jangka panjang, konsumsi nikotin dapat meningkatkan tingkat kecemasan dan stres seseorang. 

Jika anda mengalami stress dan sedang banyak tekanan. Merokok ataupun vaping bukanlah satu-satunya jalan keluar. 

Berikut ada tiga aktivitas positif yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi stress tersebut.

1. Olahraga adalah pereda stres yang hebat. 

Saat berolahraga, tubuh melepaskan hormon endorfin yang dikenal sebagai "hormon kebahagiaan." 

Endorfin membantu meredakan stres dan meningkatkan perasaan kesejahteraan. Selain itu, berolahraga juga dapat meningkatkan aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk otak. 

Ini dapat membantu menyuplai oksigen dan nutrisi ke otak, meningkatkan fungsi kognitif, dan mengurangi perasaan stres. 

Berolahraga juga dapat menjadi bentuk distraksi yang efektif dari pikiran-pikiran yang menyebabkan stres. 

Fokus pada gerakan tubuh dan aktivitas fisik dapat membantu mengalihkan perhatian dari masalah yang menyebabkan stres.

2. Makan Makanan Favorit. 

Makanan tertentu sering kali terkait dengan kenangan atau pengalaman positif dalam hidup kita. Saat kita makan makanan favorit, itu bisa memicu respons emosional yang mengurangi stres dan meningkatkan suasana hati karena mengingat momen-momen menyenangkan. 

Konsumsi makanan tertentu yang kita sukai dapat merangsang pelepasan hormon endorfin atau hormon bahagia dalam tubuh, yang dapat memberikan perasaan relaksasi dan kebahagiaan. 

Beberapa makanan favorit mungkin mengandung nutrisi tertentu yang dibutuhkan tubuh. Sehingga tidak hanya meredakan stress tapi juga menyehatkan.

3. Berbicara dengan teman atau hewan peliharaan.

Berbicara dengan orang lain, seperti teman, keluarga, atau terapis, memberikan kesempatan untuk berbagi perasaan, pikiran, atau pengalaman. 

Mendapat kesempatan untuk didengarkan oleh orang lain dapat memberikan perasaan diperhatikan dan dipahami, yang dapat mengurangi perasaan kesepian dan kecemasan.

Gambar oleh Helena Lopes dari Pexels
Gambar oleh Helena Lopes dari Pexels

Berinteraksi dengan hewan peliharaan, seperti anjing atau kucing, juga dapat mengurangi stres. 

Sentuhan fisik, bermain, atau sekadar berbicara dengan hewan peliharaan dapat merangsang pelepasan hormon relaksasi, seperti oksitosin, yang membantu menurunkan tingkat stress.

Berbicara dengan orang lain atau berinteraksi dengan hewan peliharaan juga dapat menjadi bentuk distraksi yang efektif dari pikiran-pikiran yang menyebabkan stres. 

Terkadang yang kita butuhkan hanyalah seseorang untuk diajak bicara tentang apa yang membuat kita stres.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun