Hipertensi Sekunder: Jenis ini disebabkan oleh kondisi medis tertentu atau faktor eksternal, seperti penyakit ginjal, gangguan hormonal, atau penggunaan obat-obatan tertentu. Hipertensi sekunder biasanya muncul tiba-tiba dan dapat diobati dengan menangani penyebab yang mendasarinya.
2. Diabetes Mellitus.
Diabetes melitus adalah kondisi kronis yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang tinggi akibat ketidakmampuan tubuh untuk memproduksi insulin dalam jumlah yang cukup atau menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Ada beberapa jenis diabetes, yang paling umum adalah:
Diabetes Tipe 1 : Kondisi autoimun di mana sistem kekebalan tubuh menyerang sel beta penghasil insulin di pankreas. Kondisi ini biasanya terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.
Diabetes Tipe 2 : Bentuk yang paling umum, sering dikaitkan dengan obesitas dan gaya hidup yang tidak banyak bergerak. Kondisi ini terjadi ketika tubuh menjadi resistan terhadap insulin atau ketika pankreas gagal memproduksi insulin yang cukup.
Diabetes Gestasional : Jenis ini terjadi selama kehamilan dan biasanya sembuh setelah melahirkan. Namun, dapat meningkatkan risiko terkena diabetes tipe 2 di kemudian hari.
3. Penyakit Jantung (katup / otot / irama).
Penyakit jantung dapat dibagi menjadi beberapa kategori, termasuk penyakit katup, penyakit otot jantung (kardiomiopati), dan penyakit irama jantung (aritmia). Berikut penjelasannya:
Penyakit Katup Jantung: Ini terjadi ketika katup jantung tidak berfungsi dengan baik, bisa karena penyempitan (stenosis) atau kebocoran (regurgitasi). Gejalanya termasuk sesak napas, kelelahan, dan pembengkakan pada kaki atau perut.
Penyakit Otot Jantung (Kardiomiopati): Ini adalah kondisi yang mempengaruhi otot jantung, membuatnya sulit untuk memompa darah. Ada beberapa jenis, seperti kardiomiopati dilatasi dan hipertrofik. Gejalanya mirip dengan gagal jantung, termasuk sesak napas dan nyeri dada.
Penyakit Irama Jantung (Aritmia): Ini terjadi ketika ada gangguan pada ritme detak jantung. Aritmia dapat menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Gejalanya bisa termasuk palpitasi, pusing, atau pingsan.