Maksud saya begini. Jikalau Karim Benzema tidak cedera, bisa saja Giroud terpinggirkan. Apalagi di lapangan hijau, gaya bermain Giroud tidak seeksplosif Benzem dan tentu saja Harry Kane di kubu lawan.
Jika Kane mampu bergerak kesana-sini membuka ruang, melepaskan tendangan dari berbagai sudut, dari luar kotak penalti, maka Giroud bergerak sedikit lebih lamban.
Giroud lebih suka beradu fisik, dan menunggu bola matang untuknya.Meski terkesan malas, namun harus diakui semesta sedang berpihak kepadanya.
Siapa yang mengira ketika Inggris seperti mendapatkan angin segar sesudah gol penalti Harry Kane, umpan gampang Griezmann mampu dikonversinya menjadi gol. Gol pemberi kemenangan bagi Prancis.
Tapi begitulah. Seusai pertandingan, Giroud dan seluruh skuad De Blues, berlompat, bersorak di hadapan pendukungnya. Mereka pantas bergaya, untuk kemenangan penting ini.
***
Saya harus jujur bahwa laga Prancis versus Inggris ini tidak sedramatis dua laga perempatfinal kemarin.Â
Waktu normal sudah cukup memastikan kemenangan, dan tak ada harap berlebihan terhadap dewi fortuna di extratime atau adu lenalti karena yang terbaiklah yang pantas untuk menang.
Secara statistik, jumlah shoot in target Inggris memang lebih banyak, tujuh berbanding lima kepunyaan Prancis, akan tetapi harus diakui bahwa laga keduanya berlangsung imbang.
Tak ada duel taktik yang terlalu dalam, karena keduanya memainkan skema yang kembar, 4-1-2-3.Â
Di skema ini yang pantas diperhatikan adalah bagaimana kedua faksi, saling menjaga pergerakan sayap lawan.