Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Obrolan tentang Molly yang Tewas Diracun

29 Desember 2020   19:11 Diperbarui: 29 Desember 2020   19:17 346
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi anjing I Gambar : Freepik

Menjelang akhir tahun,  Domi tetangga sekaligus sahabat saya berubah menjadi orang yang paling pesimis menyambut 2021. Penyebabnya adalah kematian tragis dari Molly. Siapa Molly? Anjing kampung yang sudah tua, peliharaan Domi.

Domi berikhtiar bahwa jika Molly mampu bernapas hingga melewati 10 Desember 2020, maka dia percaya bahwa nasibnya di tahun 2021 akan baik atau beruntung.  Asal tahu saja, jika lewat 10 Desember 2020, maka Molly akan berusia 7 tahun. Ini menjadi  rekor anjing paling uzur yang pernah dipelihara Domi.

Dulu anjing-anjing Domi berusia paling tua 6 tahun, namanya Sweety, sayangnya  Sweety akhrinya mati karena terkena penyakit. Lalu kebanyakan berusia lebih pendek, ditabrak lari oleh para pengendara motor yang ugal-ugalan atau dicuri. 

Niat petjah rekor usia tersebut akhirnya kandas dan Domi nampak kecewa berat. Tanggal 9 Desember sore, Molly ditemukan tewas di samping got, dekat dengan gerbang rumahnya, dan yang membuat Domi semakin meringis adalah Molly diduga mati karena diracun orang.

Molly memang anjing yang berkelakuan berkebalikan dengan namanya yang terlihat manis, Molly terkenal sebagai anjing yang galak bahkan kejam. Ada yang bilang bahwa anjing yang tak suka menggonggong biasanya menggigit, dan kebalikannya. Molly itu suka menggonggong dan menggigit, artinya Molly itu anti mainstream. 

Ada kisah menarik soal nama Molly ini.  Menurut cerita Domi, Molly adalah nama ketiga dalam riwayat hidup anjing  ini. Nama pertama adalah "Gigit" dan kedua "Sikat".

Kedua nama pertama ini memiliki sejarah kelam, karena membuat Domi ikut terseret dalam setiap kekerasan yang dilakukan anjingnya.

Misalnya ketika ada tamu masuk ke dalam pekarangan dan Molly mulai menyalak, maka Domi akan memanggil anjingnya, "Gigitt...Gigitt..." atau "Sikattt...sikaattt", ini mengundang salah paham. Domi dikira meminta anjingnya untuk segera  menggigit sang tamu. Akhirnya balik nama dialkukan dan nama Molly dipilih pada Oktober 2017.

Alasan pemilihan nama Molly juga supaya sang anjing bersikap manis, namun kali ini benar kata orang, jangan nilai anjing dari namanya. Ada anjing tetangga yang diberi nama batman, biar pemberani, malah sering lari terbirit-birit sembunyi ketika ada orang tak dikenal datang, akhirnya namanya dirubah menjadi sayu. Kabarnya sayu juga mati, diracun, diduga diracun pemiliknya, naas.

Kembali ke topik, konklusinya, alasan dari kematian Molly yang  diracun memang karena kegalakannya, kelakuannya.

Beberapa waktu lalu,  saya memang pernah menasehati Domi agar tidak terjadi sesuatu yang tidak-tidak dengan Molly.

"Bro, beta sarankan lebe bae di pagar depan rumah itu, lu tempel papan bertuliskan awas ada anjing galak" kata saya suatu saat pada Domi.

"Lha, bukannya lu  sonde (tidak) lihat beta su tempel di pintu rumah" balas  Domi.

"Tulisannya kurang besar om, dan lu jang tempel di pintu rumah, nanti orang son (tidak) lihat,  tapi harus di luar, di  pintu pagar" saran saya lagi.

Domi akhirnya mengikuti nasihat saya, namun anehnya peristiwa tamu yang digonggong atau hampir digigit Molly tetap terjadi.

"Lha, karmana ko (bagaimana)  bisa begitu?" tanya saya pada Domi.

"Ini tamu dorang tidak baca tulisan tersebut, langsung masuk pekarangan saja. Lalu takut, dan marah-marah  karena kaget ketemu Molly yang galak. Lalu ketika beta bilang su ada tulisan awas ada anjing galak di depan, mereka bilang tidak sempat baca" cerita Domi ketus. 

"Mama eee...." tambah Domi, berekspresi tak percaya ada tamu yang tidak membaca peringatan itu. 

Inilah yang membuat Molly semakin dibenci, padahal Domi sudah mengusahakan sesuatu untuk mencegah adanya kejadian yang tidak diinginkan.

Terakhir, tulisan itu bahkan dibuat dengan lampu acrylic neon, biar bisa menyala teramg di waktu malam, saya pikir itu tulisan peringatan awas anjing galak termewah di kompleks perumahan kami.

"Lalu masih ada orang yang masuk rumah dan tidak membaca tulisan di neon box tersebut?" tanya saya, ingin tahu.

"Masih ada om, mereka pikir itu tulisan Fotocopy, tempat fotocopy, gila kan? lha, jadi sasaran Molly lah.." cerita Domi, sambil tepuk jidat.

Realita bahwa ada orang yang tidak suka membaca tulisan sebelum masuk ke pekarangan rumahnya itu, memang membuat Domi bertambah kecewa. 

Hal ini kembali disampaikan Domi saat kami bertemu seminggu yang lalu. Kedatangan saya memang untuk mengucapkan turut berduka.

"Tulisan awas anjing galak berukuran besar saja tidak dihiraukan,  padahal untuk keselamatan mereka sendiri, apalagi tulisan berukuran kecil dan tidak penting bagi mereka" kata Domi lagi, miris.

Saya mencoba menghibur Domi, bahwa realita tersebut memang ada. Ada orang yang tidak peduli dengan tulisan, namun akhirnya jadi terlihat bodoh. Oleh karena itu memang kita saya yang  harus menghadapi dengan sabar.   

"Bro, pernah lihat tulisan dilarang membuang sampah disini dan orang tetap membuang sampah kan? Nah, begitu bro?" 

"Orang jadi tidak mau membaca, tetapi pingin omong saja apa yang dia pikir itu bae, padahal jadi telrihat bodoh mamati"

"Offline dan online ju sama Bro, orang sejenis muncul. Di grup Whatssup, orang-orang seperti ini juga berkembang biak". 

"Kemarin saja, ada seorang teman menjual kue nastar natal melalu grup WA bahkan dengan mengirimkan foto-fotonya. Kebetulan grupnya belum respon, dan ada anggota yang sudah chat hal yang lain"

"Tapi itu belum lama bro, baru beberapa baris chat di atasnya, lalu tiba-tiba ada anggota grup yang masuk chat, dan nanya, apa ada yang menjual kue nastar?"" Gudubrak.

"Lalu ada lagi yang lebih parah bro!" sambung saya terus bersemangat bercerita.

"Kemarin di grup WA yang sama, ada yang meminta doa bro, karena adiknya sedang kritis di rumah sakit".

"Beberapa orang lalu merespon, mendoakan agar bisa sembuh dan sebagainya, termasuk beta bro".

"Beberapa saat kemudian, si anggota yang meminta agar adiknya didoakan itu, mengirim chat lagi, memebri kabar adiknya sudah meninggal".

"Lantas saja,  satu dua anggota grup mengirimkan ucapan duka. TETAPI herannya bro, masih ada anggota grup yang mengirimkan chat yang berisi kalimat semoga adiknya cepat sembuh"

"Lha, ini orang baru datang dari planet mana, orang sudah meninggal didoakan agar cepat sembuh. Herannya, chat itu tidak dihapusnya . Karena senior, maka tidak ada anggota grup yang merespons chat aneh tersebut".

"Dugaan saya, dia tidak menghapus karena dia tidak menscrool lagi chat di atasnya, mungkin malas, tidak menganggap pentign, atau ya begitu, memang ada orang yang begitu kan?"

 "Mengapa ya ada orang yang begitu bro?" tanya Domi kali ini nanar memandang langit yang mendung. Setahu saya, hanya ada dua kemungkinan pandangan Domi jadi begini, sedih atau lapar. Setelah memastikan bahwa ini memang benar-benar karena sedih, lalu saya melanjutkan bincang penghiburan karena tewasnya Molly ini.

"Analisa saya karena manusia menjadi buru-buru, serba instan dan ego bro"

"Buru-buru itu begini. Baru kejadian juga di grup WA.  Ada anggota grup yang sekarang lebih suka mengirim emoticon gambar daripada pesan teks untuk mengucapkan sesuatu".

"Eh, kemarin pas natalan, ada yang mengirim emoticon gambar Mat Idul Fitri, untung saja cepat dihapus, diganti gambar pohon natal".

"Ini masih baiklah, tapi ada yang kasih kabar anaknya sakit, lalu ada yang kirim gambar anak kecil bugil yang tulisannya begini, Gw nggak tahu mau komen apa. Ini talalu gila kan bro?

"Memang yang cepat itu baik, tapi belum tentu tepat kan bro?. Soal ego, ya memang mungkin sudah natur manusia ya bro" mulai saya berfilsafat.

"Manusia itu ingin kebutuhannya dipenuhi dulu baru orang lain. Ada orang yang masuk grup WA dan baru chat jika ada kebutuhan, waktu orang lain yang butuh, dianya diam saja. Padahal ada yang nanya alamat laundry yang bersebelahan rumahnya, tapi dicuekin"

"Akan tetapi ada juga yang baek bro. Ada orang yang selalu merespons chat orang. Untuk pencapaian orang dia akan memberi apresiasi dengan selalu menuliskan kalimat  positif. Luar biasa dan sebagainya. Beta lagi belajar menjadi orang yang begini bro, satu dua kalimat  positif balasan di chat di grup WA,  kata orang akan membekas di hati "

"Eh, omong- omong lu sudah chat di WA pemuda sini kabarin bahwa lu punya anjing mati diracun orang?"

"Biadap semua di grup itu bro, bukan dihibur, tapi disyukuri nanti, kadang-kadang beta pikir memang ada hal yang perlu dikabarin di medsos tetapi ada juga yang tidak. Biar sedih ini beta pikir sendiri" kata Domi,  sambil menunduk. Memang ada grup WA yang tidak menerima berita sedih, membully saja kerjaannya.

"Ah, sudahlah bro. Move on, masih ada anjing lain yang masih bisa dipelihara. Tuh, ada anak anjing om Lukas tuh baru beranak, minta saja satu, mumpung masih kecil bro" saran saya.

"Aihh, itu anak anjing punyanya om Lukas terlalu kecil, kurang gizi. Besarnya seperti tikus got, dan sering dipikir tikus daripada anjing"

"Bahkan om Lukas pernah bilang, kucing di rumah sering berkelahi dengan anak anjing tersebut, karena dipikir tikus, mau dimangsa" kali ini Domi mulai tertawa saat ingat perawakan anak anjing milik om Lukas yang menurutnya tak ideal itu.

***

Seusai obrolan itu,  kemarin saya ke  rumah Domi lagi.  Nampaknya, Domi belum mempunyai peliharaan anjing yang baru, tapi dia sudah terlihat gembira.

"Lha, lagi senang om?" orek saya atas pembawaan Domi yang berbeda ini.

"Haha, ini dampak dari obrolan kita bro. Di beberapa grup WA beta sekarang menjadi orang yang positif bro. Setiap informasi di grup WA, beta selalu respon. Ada yang berduka, beta menjadi yang pertama mengucapkan turut berduka, lalu beta  ju sering memberi kalimat inspiratif"

"Wah luar biasa. Memang sebuah hal baik yang dilakukan akan membuat hati menjadi gembira terus bro" respon saya ikut senang akan cerita Domi.

"Haha, karena  begitu, ada orang yang nawarin anak anjing untuk dipelihara"

"Wihh, sudah datang anjingnya bro?"

"Belum".

"Sudah ditanya lagi ke orang yang menjanjikan?"

"Dia bilang dia salah kirim WA bro".

Domi kali ini tertawa, Domi sudah siap untuk sebuah kegetiran. Hidup itu begitu, tinggal cara kita menyikapinya saja. Be positive. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun