Dua gol pertama dapat dianggap dari kelengahan kedua tim memainkan taktik mereka. Gol pertama Inter lahir dari keteledoran pemain Sevilla membiarkan Lukaku bergerak terlalu bebas, sedangkan gol dari Sevilla terjadi ketika Jesus Navas dibiarkan leluasa melepaskan umpan silang ke daerah pertahanan Inter.
Sesudah dua kesalahan tersebut kedua tim bermain rapat. Gol yang terjadi selanjutnya terjadi berawal dari set piece tendangan bebas bukan dari skema bola mengalir di lapangan. Termasuk gol penentu dari Diogo Carlos.
Sebenarnya, Inter yang lebih diunggulkan bisa lebih agresif untuk merubah pertandingan ketika melihat bahwa irama pertandingan melambat di babak kedua. Sayangnya, Conte kali ini nampak menunggu, terutama setelah ketinggalan.
3-5-2 Inter baru dirubah menjadi 4-3-1-2 saat Inter ketinggalan. Bahkan Conte masih terlalu hati-hati dengan mengeluarkan Lautaro Martinez dan digantikan dengan Alexis Sanchez---saat harus mengejar marjin gol.
Padahal menurut saya mempertahankan Lautaro Martinez dan Romelu Lukaku serta menamabh Sanchez akan menambah pressing Inter pada Sevilla, sayangnya Conte masih sangat berhati-hati, dan membuat taka da perubahan signifikan dari Inter terutama saat harus mengejar defisit gol.
Untuk respon taktikal yang menurut saya minim dan tak mau mengambil resiko ini, Inter nampak seperti tim semenjana yang tak siap untuk bermain di final. Ada kemunduran reaksi taktikal, dan runner-up adalah kepantasan untuk ini.
Kedua, pergantian pemain yang lebih efektif dari Sevilla untuk menjaga tempo pertandingan.
Kecerdasan melakukan pergantian pemain saya pikir salah satu kunci kemenangan Sevilla. Saya tentu tidak menghitung masuknya Munir menggantikan Lucas Ocampos di menit ke-71 karena Ocampos terbelit cedera.
Akan tetapi jika kita perhatikan dengan jeli, maka pergantian Franco Vazques untuk Suso saya pikir keputusan jenius dari Lopetegui. Suso di sisi kanan memiliki kecepatan, sehingga sering memaksa pemain Inter seperti Bastoni dan Ashley Young di sisi itu sering berjibaku dan tertahan di belakang.
Perhatikan. Ketika Vazques masuk di menit ke-77, meski tetap bergerak dari sisi kanan, namun Vazques sering masul lebih ke tengah untuk membantu playmaker Sevilla, Ever Banega untuk menjaga aliran bola.
Inilah yang menurut saya membuat Inter nampak tertahan di tengah meski Christian Eriksen sudah masuk di lapangan. Bagaimana bisa menyerang ketika ball possession nampak masih imbang, apalagi gelandang perebut bola seperti Galgliardiani sudah keluar, dan Barella nampak ngos-ngosan menjelang babak kedua berakhir.