Mohon tunggu...
Arnold Adoe
Arnold Adoe Mohon Tunggu... Lainnya - Tukang Kayu Setengah Hati

Menikmati Bola, Politik dan Sesekali Wisata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran Hidup dari Viral Satpam yang Menolong Nasabah Difabel Bertransaksi di Bank

8 Juni 2020   13:16 Diperbarui: 8 Juni 2020   13:35 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akan tetapi keinginan untuk datang ke bank dan dengan berani menuliskan sesuatu untuk bertransaksi sangat saya hargai. Angkat topi.

Sekarang saya bekerja sebagai pelatih, lebih banyak sebagai pelatih tukang kayu. 

Beberapa kali saya mendapat kesempatan melatih rekan-rekan difabel untuk menjadi tukang furniture.

Yang ingin saya katakan adalah saya memang telah memberi ketrampilan kepada para sahabat-sahabat ini, tetapi saya belajar semangat dan keberanian dari mereka, hari demi hari.

Ada beberapa tulisan tentang ini yang saya sudah tuliskan di kompasiana. 

Seperti seorang rekan disabilitas yang tak memiliki anggota tubuh yang lengkap, seperti kaki, tetapi dengan kedua tangannya, pahatan kayu dibuatnya dengan sangat rapi, hingga tersambung membentuk kursi atau meja yang indah.

Ini tentu menginspirasi rekan-rekan difabel yang lain, tetapi juga menginspirasi saya sebagai pelatih atau instrukrur. 

Kita memang berbeda karena anggota tubuh yang lengkap, tetapi keberanian, keinginan yang kuat membuat perbedaan itu hampir terasa tidak ada.

Terakhir, mau tidak mau saya sepakat dengan pesan Widi dari cerita inspiratifnya ini. 

Hari demi hari, fasilitas dan layanan harus terus ditingkatkan untuk para pelanggan difabel. Ini adalah pekerjaan rumah bersama yang terus diupayakan hari demi hari.

Di balai latihan kerja kami, saya termasuk yang terus berpikir keras untuk menyiapkan cara dan metode, jikalau ada sahabat difabel yang ingin belajar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun