"Ambros ke sini.." . Ambros nampak bingung.
"Ambros berteman kan sama Niko?" . Ambros mengangguk.
Saya mengambil wakti sedikit berdiskusi dengan Ambros di ruang instruktur, Niko saya minta menunggu sebentar.
"Ambros, ceritamu kamu pernah kerja dengan Niko bantu-bantu paman, Niko itu aman kalo kerja pake alat"
"Aman pak.." kata Ambros berusaha meyakinkan saya.
"Kamu tahu dia pernah sekolah di SLB"
"Iya pak, di kelas khusus, kata orang di kampung"
"Kamu tahu kenapa?"
"Tidak tahu pak, hanya dia memang agak lamban" kata Ambros.
"Sip.., makasih Ambros".
Ketika duduk kembali di depan Niko, Niko terus memandang saya. Mata coklatnya nampak basah, seperti mau mengiba. Saya pikir Niko tidak harus begitu, saya ingin dia masuk kelas kali ini, saya yakin ada sesuatu soal Niko. Untuk mengetahuinya, Niko perlu di kelas.