"Suruh apa?"
"Aehh...terakhir suruh naik pohon mangga. Kaki gemetar, mau jatuh. Tapi hanya tahan-tahan sa, malu dengan mamtua dong". Pohon mangga di rumah Rius memang cukup tinggi.
"Itu saja masalahnya?" tanya saya sambil menahan tawa.
"Aeh...kalo pulang malam, kasitinggal istri di rumah. Mamtua dan baptua ju son (tidak) tidur. Tunggu juga sampai beta pulang. Adoo, susah ee.." cerita Rius lebih lanjut.
Rius lalu menceritakan kisah tentang cerita lain yang membuatnya tidak nyaman. Bagi Rius, rasanya mertuanya memperlakukannya seperti anak, bukan sebagai seorang kepala rumah tangga. Kepala dan ibu rumah tangga, adalah kedua mertuanya.
Cerita Rius yang harus tinggal dengan mertuanya sebenarnya bukanlah keinginannya. Akan tetapi karena situasi. Istrinya adalah anak tunggal sehingga menurut Rius tidaklah mungkin istrinya meninggalkan orangtuanya menghabiskan masa tuanya sendirian.
Istrinya bahkan sudah pernah berjanji tidak akan pernah meninggalkan orangtuanya. Jika Rius memaksa istrinya ergi, mereka bisa dianggap anak kurang ajar.
Pada awalnya Rius sebenarnya setuju, tetapi ternyata menjalaninya bukanlah hal yang mudah. Padahal ketika baru pertama kali menikah dan harus menjalani seperti itu, Rius terlihat percaya diri dan yakin bahwa cerita tidak mengenakan tentang tinggal dengan mertua itu biasanya dialami oleh istri (perempuan), bukan suami.
Rius memang ada benarnya. Cerita tentang Rince, teman sekantor yang juga harus tinggal dengan mertua pada awanya terlihat lebih mengenaskan daripada  Rius. Rince sering dikritik tajam oleh mertuanya jika masakannya tidak seenak rasanya dengan masakan mertuanya.
Sebelum menikah, Rince sebenarnya sudah mengetahui bahwa ibu mertuanya yang bernama Mince memang jago masak, tapi Rince tidak pernah berpikir jika harus berkompetisi soal itu jika tinggal di rumah mertua. Rince versus Mince. Ngeri.
Akibatnya Rince sering terlihat mengantuk pada jam kantor di awal pernikahannya. Rince susah tidur karena mengingat wajah ibu Mince atau sering membaca berbagai resep makanan  hingga larut malam. Suatu waktu kami sempat menyarankan untuk Rince pindah ke rumah sendiri, tapi apa daya, suami Rince adalah putra bungsu. Di Timor, putera bungsu adalah pewaris rumah tua. Cilaka bagi Rince.