"Iya tidak apa. Oh iya, soal proyek itu Pak Roni tidak usah khawatir. Pak Yakob sudah menceritakan semuanya." Ketika Roni duduk di depan Azi, meja yang sama.
"Bagaimana bisa! Bukannya Aziz rugi besar, ada apa sebenarnya?" Dalam hatinya bertanya.
"Oh iya Pak Roni. Perusahaan kita tetap jalan bersama proyek tersebut. Pokoknya bapak tenang saja semua kendala yang ada saya sudah bicarakan ini dengan Pak Yakob. Jadi bapak tidak perlu lagi mencemaskannya, jalan saja sesuai kesepakatan."
"Baiklah Pak. Kalau begitu saya pamit duluan."
"Tinggallah sebentar. Minum kopi dulu!"
"Mohon maaf Pak, lain kali saja. Saya masih ada urusan keluarga."
"Baiklah."
Dalam perjalanan pulang. Roni bingung dengan sikap Aziz. Menurutnya, ini tidak masuk akal. Apalagi dia sendiri yang menangani kerjasama proyek tersebut. Seharusnya, dia dipecat atau diberikan surat peringatan dari Aziz karena sudah gagal memilih proyek.
Ternyata, gagalnya proyek tersebut membuahkan hasil dan yang mendapat keuntungan adalah perusahaan yang dipimpin Yakob juga perusahaan Aziz. Sedangkan, PT Mega Indah yang merugi besar.
PT Mega Indah akhirnya bangkrut setelah menjalin kerjasama dengan PT Batu Bara Jaya yang dipimpin Yakob dan  PT  Mega Abadi tersebut.
***