"Okelah!" jawab Ary dengan sedikit ragu.
Karena kami baru bertemu hari ini. Jadi aku belum terbuka soal privasiku pada Ary. Apalagi ini soal keluargaku.
"Oh iya, sebentar malam saya ada janji mau bertemu teman lamaku. Leo mau ikut tidak?" Tanya Ary dengan wajah serius mengajakku menemui seseorang.
"Boleh! Tapi di mana tempatnya?" dengan senang hati aku menerima tawarannya itu.
"Di warung kopi. Tak jauh dari sini, sekitar 15 menit jalan kaki" jawab Ary sambil menunjuk jalan menuju warung kopi tersebut.
"Ini bagianmu, Leo" seusai menghitung hasil ngamen kami, Ary memberikan uang 150 ribu padaku.
"Ary, ini kebanyakan" sambil aku mengembalikan uang 50 ribu. Tapi Ary tetap saja tidak menerima.
"Saya lapar, kita cari makan yuk" Ary mengajakku sambil berdiri dari tempat kami duduk. Tawaran itu tidak mungkin aku tolak sebab aku juga sudah sangat lapar.
Setelah tiba di salah satu warung, Ary memesan makanan kami berdua. Sambil menunggu makanan yang telah dipesan oleh Ary, kami berdua ngobrol santai.
"Leo sudah lama di Jakarta?" tanyanya dengan santai. Karena awal kami bertemu di warung Mbak tadi hanya sebatas mengenal nama.
"Satu minggu" jawabku spontan.