"Bu, saya berangkat cari kerja dulu perusahaan tetangga sebelah lagi buka lowongan kerja. Dan kebetulan teman kuliahku juga masuk dalam wilayah lingkar tambang jadi tetap saya diterima sebab ribuan tenaga kerja dibutuhkan di sana."
Tanpa berpikir panjang saya pun berangkat sendiri dengan bermodalkan ijazah dan doa. Tujuan awal ke sana hanya satu atau dua hari setelah memasukkan lamaran di perusahaan langsung balik ke kampung halaman karena uang pas-pasan hanya tiket dan uang makan saya selama dua hari di sana.
Kira-kira pukul dua siang saya pun tiba di kampung wilayah operasi perusahaan. Saya miss call salah satu saudara saya yang berkerja juga di perusahaan itu, dia pun menelpon balik.
Setelah saya angkat telepon darinya, dia langsung menanyakan keberadaan saya, saya pun memberitahu bahwa saya sudah tiba.
"Dari telepon. Kamu sudah sampai di mana? saudaraku bertanya!"
"Saya menjawab; saya sudah di pasar dekat kos-kosan banyak."
Haha.. "Dia menertawakan saya. Di area situ banyak kost." Katanya.
Saya balik bertanya, kos-kosan kamu di mana?
Kosan saya dekat bandara sebelum bandara ada bengkel besar di samping bengkel ada lorong masuk kamu belok kanan rumah ke dua cat biru itu kost saya. Jawabnya dari telepon.
"Dia bertanya lagi posisi kamu sebenarnya di mana?"
Saya pun bingung apa yang harus kuberi sebuah tanda agar ia mengetahui keberadaan saya yang sebenarnya, apakah saya sudah dekat dengan kosannya atau masih jauh dari kosannya? Sebab ini kali pertamanya saya sampai di desa itu. Akhirnya, saya menemukan ide dan memberitahu bahwa saya berada dekat Masjid besar.