Mohon tunggu...
Aldo Manalu
Aldo Manalu Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Lelaki kelahiran Bekasi, 11 Maret 1996. Menekuni bidang literasi terkhusus kepenulisan hingga sampai saat kini.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Rania #12 - End

18 November 2014   01:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:35 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" DI NERAKA ! "

Tak disangka nya , Agun sudah ada di belakang . Pedang itu sudah menembus dada dan melumuri nya dengan darah segar . Armand melirik ke belakang , memang benar Agun sudah ada di belakang nya , menatapnya penuh amarah .

Dilihatnya lagi ke depan . Sosok Rania sudah melangkah semakin jauh dari pandangannya .

" Rania , apakah aku sudah terlambat untuk kembali ? " gumam Armand .

Agun melepaskan pedang yang menancap di dada Armand . Dengan sisa tenagayang ada , Armand mencoba mengejar Rania yang sudah semakin menjauh . Dengan langkah tertatih , dia berusaha menggapai Rania . Tapi apa dayanya , tubuhnya sudah tak mampu menahan berat badannya , tatap matanya layu , dari bibirnya terdengar suara lenguhan kesakitan amat pilu , akhirnya pandangan matanya gelap seketika dan tubuhnyaambruk mencium permukaan tanah .

Tak lama kemudian , Agun pun juga jatuh pingsan karena kelelahan . Sebelum sosok itu menghilang , makhluk itu tersenyum sambil mengucapkan , " Terima Kasih . Aku hanya ingin menjemput dia ... " Bulu roma Rahel bergidik melihat makhluk itu tersenyum ngeri kepada nya sesaat makhluk halus itu pergi dari hadapannya .

Terlihat dari kejauhan sana sebuah kapal penempang membunyikan suara sirine , seperti nya hendak menuju ke pulau itu . Rahel berlari dan melambai - lambaikan tangan nya agar kapal tersebut menuju ke sana .

Kapal itu akhirnya t'lah merapat ke sana . Beberapa anggota polisi turun dari kapal itu . Terlihat beberapa orang tua turun dan mencari anak mereka . Orang tua Raka yang melihat anaknya tergeletak tak berdaya di pangkuan Rahel , berlari menangis histeris memeluk erat anaknya t'lah tewas .

Para orang tua yang masih mencari - cari anak mereka , bertanya kepada Rania . Tapi Rania pun tak mengetahui di mana keberadaan mereka . Yang terlihat di sana adalah seseorang yang memakai jaket hitam , t'lah tewas , tubuhnya tergeletak mencium permukaan tanah dan juga seorang laki - laki yang tak sadarkan diri.

Beberapa orang tua yang panik dan kalut , segera mendesak pihak kepolisian agar mencari keberadaan anak mereka yang diyakini masih berada di pulau itu . Polisi kemudian masuk menelusuri ke dalam hutan dan menemukan sebuah bangunan rumah yang besar ada di tengah hutan .

Polisi menyusuri sekeliling rumah itu dan menemukan sesuatu yang mencurigakan di belakang rumah itu . Polisi segera membongkar gundukan tanah dan menemukan ada 2 mayat laki - laki dan 2 mayat perempuan sudah membusuk serta sebuah kepala dan badan yang terpisah .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun