Tamat berpikir bahwa alat-alat menjahit ini mirip sekali dengan topik-topik yang diusung dalam karyanya, yaitu jumlah  pembaca-nya yang tidak bisa dibilang banyak.
Toko tersebut bernama "Teman Sejati", dimiliki oleh seorang wanita yang juga berstatus sebagai orang tua tunggal. Gosip beredar menyatakan suaminya dulu kabur dengan laki-laki lain.
Bu Rupiah, nama atasan Tamat di toko, selalu mengeluh ketika disodorkan karya-karya anak buahnya itu.
"Mat, tak bisakah kau buat cerita tentang wanita yang ditinggal suaminya?" tanya Bu Rupiah suatu hari.
Tamat yang kala itu sedang mengepel lantai langsung berhenti sejenak. "Apa guna-nya, Bu?"
"Heh! Kau ini memang tak paham perasaan perempuan! Kisah-kisah seperti itu sangat related di masyarakat kita hari ini." Bu Rupiah menepuk meja. Gelang dan cincin emas yang besar-besar di jarinya bergetar hebat.
"Mungkin suatu hari nanti saya akan mengarang cerita seperti itu, Bu."
"Kapan?"
"Ketika orang-orang sudah paham apa penyebab rusaknya cinta."
Dahi Bu Rupiah mengerut. "Memangnya apa sebabnya?"
"Akibat kurang cinta kepada Tuhan."