Mohon tunggu...
Dicky Armando
Dicky Armando Mohon Tunggu... Administrasi - Orang Biasa

Hamba Allah subhanahu wa ta'alaa.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Tamatlah Riwayat Sastrawan

9 Agustus 2022   09:10 Diperbarui: 9 Agustus 2022   09:14 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Foto: Pixabay.com 

Tamat berpikir bahwa alat-alat menjahit ini mirip sekali dengan topik-topik yang diusung dalam karyanya, yaitu jumlah  pembaca-nya yang tidak bisa dibilang banyak.

Toko tersebut bernama "Teman Sejati", dimiliki oleh seorang wanita yang juga berstatus sebagai orang tua tunggal. Gosip beredar menyatakan suaminya dulu kabur dengan laki-laki lain.

Bu Rupiah, nama atasan Tamat di toko, selalu mengeluh ketika disodorkan karya-karya anak buahnya itu.

"Mat, tak bisakah kau buat cerita tentang wanita yang ditinggal suaminya?" tanya Bu Rupiah suatu hari.

Tamat yang kala itu sedang mengepel lantai langsung berhenti sejenak. "Apa guna-nya, Bu?"

"Heh! Kau ini memang tak paham perasaan perempuan! Kisah-kisah seperti itu sangat related di masyarakat kita hari ini." Bu Rupiah menepuk meja. Gelang dan cincin emas yang besar-besar di jarinya bergetar hebat.

"Mungkin suatu hari nanti saya akan mengarang cerita seperti itu, Bu."

"Kapan?"

"Ketika orang-orang sudah paham apa penyebab rusaknya cinta."

Dahi Bu Rupiah mengerut. "Memangnya apa sebabnya?"

"Akibat kurang cinta kepada Tuhan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun