Sore itu di awal bulan, aku pulang lebih malam dari biasanya, karena harus membuat laporan jumlah barang yang masuk ke gudang selama satu bulan. Tampak di kejauhan aku melihat Pak Pras yang juga baru keluar dari ruangannya “ aaaaah ..... sudah beberapa hari ini aku tidak melihatnya, terbersit rasa rindu melihat sosok laki laki baik hati ini, dari wajahnya masih tampak jelas sisa ketampanan masa mudanya ..., andai aku bisa memiliki seorang suami seperti Pak Pras” gumamku dalam hati.
“ Kalau jalan jangan sambil melamun, nanti kesandung loh”
Suara yang sangat ku kenal ini menyadarkanku dari khayalan tingkat tinggi tadi.
“ eh ... Bapak.... jadi malu, sudah mau pulang juga ya” jawabku sambil tersipu menahan malu
“ iya... mau ikut saya sekalian? Dari pada naik angkot, khan ongkosnya bisa kamu simpan buat besok, rumah saya searah dengan kontrakanmu kok”
“ tapi Pak....”
“gak ada tapi tapi... ayo naik" sambil menyerahkan sebuah helm padaku
Aku segera naik, dan motor pun melaju, sepanjang perjalanan aku hanya bisa terdiam, dan pikiranku kembali pada khayalan untuk memiliki suami seperti Pak Pras.
“ Ini kontrakkanmu khan?" Suara Pak Pras kembali membangunkanku dari lamunan
“iya Pak... mau mampir dulu ? ”
“ hehehe ..... ga usah, sudah malam, saya pamit ya”