Mohon tunggu...
Ariya Hadi Paula
Ariya Hadi Paula Mohon Tunggu... Penulis - Fiksionis, jurnalis independen dan kolomnis sosial humaniora

Alumni IISIP Jakarta, pernah bekerja di Tabloid Paron, Power, Gossip majalah sportif dan PT Virgo Putra Film sebagai desainer grafis (artistik). Jurnalis Harian Dialog, Tabloid Jihad dan majalah Birokrasi. Saat ini aktif sebagai Koordinator masyarakat peduli dakwah peradaban Al Madania dan pengurus Yayasan Cahaya Kuntum Bangsa (YCKB) Bogor.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sohor

30 April 2022   11:19 Diperbarui: 6 September 2023   11:50 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Assalamu alaikum, eh Babeh sudah ada di sini," ucap  warga yang duluan tiba sambil menyalami tamunya Bu RW

"Rencananya paket dari Engkoh mau dibagikan di masjid pasar atau di rumah Bu RW? Tanya warga yang datang belakangan.

"Dimari dong! Gimane sih Lu,  kalo dibagi'in di sono bakal bikin rame. Nanti warga RW lain jadi kecewa sama iri kalo tahu cuma warga RW Sumarni yang dikasih paket bantuan Engkoh Tju Pie,"" jelas Babeh Ramlan dengan ketus.

"Kok bisa begitu Be?" tanya warga yang pertama.

"Ya bisa dah, kan Gua yang ngusulin tu ke Engkoh. Bilang makasih  dong sama Babeh Ramlan," ujar lelaki tua itu sambil menepuk dua kali dadanya.

Bu RW dan kedua warganya tertawa gembira menyambut pernyataan  lelaki tua yang memang terkenal sebagai orang yang senang membanggakan diri, pamer serta sedikit arogan.  Walau bagaimana figur Babeh Ramlan adalah putra Betawi asli kelahiran Menteng Jakarta Pusat.  Bahkan kabarnya sebagian wilayah belakang Pasar Rumput, persisnya di RW yang dipimpin Sumarni, dahulunya merupakan tanah milik kakeknya Babeh Ramlan. Sayangnya seluruh tanah warisan tersebut habis dijual keturunannya, termasuk Babeh Ramlan.

"Terima kasih Beh. Emang Babeh Ramlan paling sohor deh buat urusan warga, ujar Bu RW dengan nada lembut. Senyum kesenangan sekaligus genit hadir di wajah lelaki usia tujuh puluhan.

Selanjutnya Bu RW menginstruksikan kepada warganya segera ke masjid pasar mengambil paket bantuan. Sementara Bu RW, Babeh Ramlan serta Sekretaris RW yang baru saja datang, rencananya segera meluncur menuju kios Koh Tju Pie di Pasar Rumput untuk menyampaikan terima kasih dan menuntaskan urusan administratif pemberian bantuan sosial. Mpok Ida sang sekretaris dengan sigap segera mengambil blanko pernyataan pemberian bantuan, sehelai materai serta stempel Ketua RW yang biasa tergeletak di meja kerja Sumarni.

"Ngapa pakai administrasi segala  sih Bu RW?" tanya Babeh Ramlan dengan nada sedikit kurang senang.

Prosedur aje Beh.  Kan supaye jelas  bantuannye dari siape, buat ape sama berape banyaknye, jelas Mpok Ida yang sebetulnya masih keluarga jauh Babeh Ramlan.

"Maaf Be. Formulir pernyataan ini Saya buat sendiri supaya kita tidak terima sesuatu yang nantinya bermasalah. Misalnya uang korupsi, money laundry atau lainnya Beh," jelas Sumarni panjang lebar . Sementara yang diberi penjelasan manggut-manggut setuju dengan  pandangan tak berkedip pada paras ayu serta bibir tipis merona Bu RW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun