Dengan polosnya Naruse memberi tahu apa yang ia lihat kepada ibunya, dan akibatnya orang tua Naruse bercerai.
Naruse yang masih belum mengerti kondisi orang tuanya, berusaha mencegah kepergian ayahnya dari rumah.
Namun, ayahnya justru berkata bahwa Naruse anak yang sangat cerewet dan menyebut Naruse sebagai penyebab masalah yang terjadi.
Naruse kecil yang sedih dan merasa bersalah, pergi menyendiri di sebuah tempat dan tanpa diduga sebuah telur ajaib muncul di hadapannya.
Telur itu bicara soal hukuman untuk orang yang cerewet seperti Naruse dan untuk menghindari hukuman tersebut, telur itu mengunci mulut Naruse.
Sejak saat itu kemampuan bicara Naruse menghilang, dan setiap kali ia berusaha mengatakan sesuatu, perutnya akan merasa sakit.
Hingga Naruse menginjak SMA, kutukan telur itu masih melekat pada diri Naruse dan membuat ia menghindari interaksi dengan teman di kelasnya.
Pada titik ini, Naruse ditunjuk sebagai anggota komite kelas bersama Takumi Sakagami, Daiki Tasaki, dan Natsuki Nito untuk mengadakan pertunjukan.
Meski awalnya sempat menolak, Naruse memutuskan untuk tetap ikut sebagai anggota komite setelah melihat Sakagami yang memainkan alat musik sambil menyanyikan lagu tentang telur.
Naruse yang merasa Sakagami bisa memahami kondisinya yang dikutuk oleh sebuah telur, memberi tahu semua masalahnya pada Sakagami.
Mulai dari sini, hubungan mereka jadi semakin dekat dan berkat komite kelas inilah Naruse perlahan bisa mengutarakan isi hatinya tanpa takut pada kutukan telur.