Mohon tunggu...
Aris  Pulsar
Aris Pulsar Mohon Tunggu... Freelancer - Traveler, Writer

Enjoy Life

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Penghianat atau Pahlawan

28 Agustus 2022   10:49 Diperbarui: 28 Agustus 2022   10:54 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Sawah itulah satu satunya harta buat kalian berumah tangga nanti nak, Ini setengah uang itu Ibu belikan emas, terimalah nak, ini sudah diniatkan buat kamu, Ibu tak punya apa-apa lagi, sawah itu cukup buat kehidupan ibu." Nadya hanya tertunduk lesu.

" Biarlah isu tentang Bang Amir bahwa dia penghianat bangsa, hanya Allah lah yang tau semua kebenaran, sampaikan salam sayang Ibu kepada Abangmu Umar, sering sering ajak dia kemari, karena dia juga anak ibu pengganti Amir'. Pungkas ibunya sambil memeluk Nadya.

Mereka berdua menangis berbagi kesedihan atas kepergian Amir yang dicintai.

Padi-padi terus meninggi namun tak ada lagi suara alunan ayat-ayat suci yang dibacakan pada sepetiga malam, Tak ada lagi sapaan buat padi-padi dipagi hari.

TAMAT

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun