Saya pernah bertanya kepada teman-teman yang bekerja di HRD perbankan mengenai alasan diterimanya lulusan non-ekonomi/manajemen/akuntansi untuk bekerja di bank.Â
Menurut teman saya tersebut, bank menerima lulusan teknik atau pertanian karena yang dicari bukan kemampuan teknis mengenai ekonomi dan keuangan, tetapi yang dicari adalah kemampuan berpikir, watak, dan kepribadian yang baik. Kemampuan teknis mengelola ekonomi dan keuangan serta perbankan bisa diajarkan setelah diterima menjadi pegawai.
"Jadi jangan heran apabila banyak sekali lulusan perguruan tinggi pertanian di Bogor tidak bekerja sebagai petani atau ahli pertanian tetapi justru menjadi bankir, wartawan atau profesi non pertanian lainnya. Karena yang dicari adalah kemampuan berpikir, watak dan kepribadiannya," begitu komentar salah seorang teman saya.
Saya pun mengamini apa yang dikatakan teman saya tersebut. Dan dari membaca riwayat pengangkatan para menteri, saya mencatat bahwa dengan bekerja sungguh-sungguh dan ikhlas sesuai minat dan keahliannya, maka suatu pekerjaan akan terlihat hasilnya.Â
Selain yang bersangkutan, maka orang lain pun akan dapat melihat dan menilai track record kinerja atau prestasi seseorang. Track record inilah yang kemudian bisa menjadi pertimbangan untuk menduduki suatu jabatan tertentu, termasuk jabatan menteri. Untuk jabatan menteri, tentu saja yang menilai adalah Presiden yang akan menjadi atasannya.
Susi Pudjiastuti kiranya bisa menjadi salah satu contoh yang baik. Meski ia bukan sarjana perikanan, namun track record-nya sebagai pengusaha perikanan yang gigih dan berhasil telah menginspirasi Presiden Jokowi untuk mengangkatnya menjadi seorang Menteri KKP.
Begitu pun dengan BGS. Meski bukan seorang dokter, ia sesungguhnya memiliki track record yang bisa dikaitkan dengan dunia kesehatan. Sebelum menjadi Menteri Kesehatan, BGS adalah Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional. BGS bertanggung jawab membantu Ketua Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Doni Monardo, di bidang Kesehatan.
Susi, BGS dan banyak tokoh lain yang pernah dan sedang menjabat membuktikan bahwa meski tidak memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai dengan profesi di suatu kementerian/lembaga, namun dengan track record pekerjaan yang baik maka bisa saja terpilih menjadi menteri dan memimpin suatu kementerian/lembaga.
"Dan jangan lupa berdoa yang khusyu agar cita-cita atau keinginan (menjadi menteri) tercapai. Jangan cuma mimpi ikutan Sekolah Menteri karena memang tidak ada sekolahnya," begitu nasihat teman saya.
Bekasi, 27 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H