Pendapat rekan saya tersebut ada benarnya karena setelah sekitar tiga bulan membatasi diri dengan bekerja dari rumah guna mencegah penularan virus korona, maka ketika kebijakan adaptasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan, masyarakat dengan santuy menyambut dengan suka dan kembali memenuhi ruang-ruang publik, memenuhi jalan-jalan raya, memenuhi halte, stasiun bus dan stasiun kereta.
"Ingat, meski aktivitas mulai bergerak dan bersikap santuy, sebaiknya kita senantiasa mentaati perintah Allah untuk ikhtiar bagi kebaikan bersama antara lain dengan memakai masker.
"Untuk mengurangi kebosanan karena mengenakan masker standar, bisa lho pakai pakai masker trendi dengan aneka motif yang menarik dan lucu-lucu," timpal seorang rekan saya lainnya yang sedang aktif mengkampanyekan gerakan pakai masker dengan tema "Lindungi Aku dan Kamu".
"Ingat pula, data penyebarluasan virus korona yang disampaikan juru bicsra setiap hari belum memperlihatkan tanda-tanda menurun. Karenanya dengan mengenakan masker, semoga Allah dengan rahmatNya menghindarkan wabah korona dan wabah-wabah yang lain dari muka bumi," tambahnya
"Dan jangan lupa, kita sekarang juga punya juru bicara Covid-19 yang santuy #eh cantik sehingga enak dipandang mata lho yaitu Dokter Reisa Broto Asmoro. Terlihat lebih segar, tidak bosan menyaksikan sosok Dokter Ahmad Yurianto yang selama 3 bulan ini menjadi juru bicara tunggal," ujar senior saya yang tadi berkomentar soal gotong royong dengan nilai-nilai Pancasila.
"Ah siap Senior ... kenapa tidak dari sejak awal menunjuk juru bicara cantik?"
Bekasi, 10 Juni 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H