Mohon tunggu...
Aris Heru Utomo
Aris Heru Utomo Mohon Tunggu... Diplomat - Penulis, Pemerhati Hubungan Internasional, kuliner, travel dan film serta olahraga

Penulis beberapa buku antara lain Bola Bundar Bulat Bisnis dan Politik dari Piala Dunia di Qatar, Cerita Pancasila dari Pinggiran Istana, Antologi Kutunggu Jandamu. Menulis lewat blog sejak 2006 dan akan terus menulis untuk mencoba mengikat makna, melawan lupa, dan berbagi inspirasi lewat tulisan. Pendiri dan Ketua Komunitas Blogger Bekasi serta deklarator dan pendiri Komunitas Blogger ASEAN. Blog personal: http://arisheruutomo.com. Twitter: @arisheruutomo

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Santuy Adaptasi PSBB

10 Juni 2020   06:45 Diperbarui: 10 Juni 2020   20:54 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendapat rekan saya tersebut ada benarnya karena setelah sekitar tiga bulan membatasi diri dengan bekerja dari rumah guna mencegah penularan virus korona, maka ketika kebijakan adaptasi pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diberlakukan, masyarakat dengan santuy menyambut dengan suka dan kembali memenuhi ruang-ruang publik, memenuhi jalan-jalan raya, memenuhi halte, stasiun bus dan stasiun kereta.

"Ingat, meski aktivitas mulai bergerak dan bersikap santuy, sebaiknya kita senantiasa mentaati perintah Allah untuk ikhtiar bagi kebaikan bersama antara lain dengan memakai masker.

"Untuk mengurangi kebosanan karena mengenakan masker standar, bisa lho pakai pakai masker trendi dengan aneka motif yang menarik dan lucu-lucu," timpal seorang rekan saya lainnya yang sedang aktif mengkampanyekan gerakan pakai masker dengan tema "Lindungi Aku dan Kamu".

"Ingat pula, data penyebarluasan virus korona yang disampaikan juru bicsra setiap hari belum memperlihatkan tanda-tanda menurun. Karenanya dengan mengenakan masker, semoga Allah dengan rahmatNya menghindarkan wabah korona dan wabah-wabah yang lain dari muka bumi," tambahnya

"Dan jangan lupa, kita sekarang juga punya juru bicara Covid-19 yang santuy #eh cantik sehingga enak dipandang mata lho yaitu Dokter Reisa Broto Asmoro. Terlihat lebih segar, tidak bosan menyaksikan sosok Dokter Ahmad Yurianto yang selama 3 bulan ini menjadi juru bicara tunggal," ujar senior saya yang tadi berkomentar soal gotong royong dengan nilai-nilai Pancasila.

"Ah siap Senior ... kenapa tidak dari sejak awal menunjuk juru bicara cantik?"

Bekasi, 10 Juni 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun