Mohon tunggu...
Aris Balu
Aris Balu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis seputar fiksi dan fantasi || Bajawa, Nusa Tenggara Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Peter Pan

19 Juli 2022   17:40 Diperbarui: 22 Juli 2022   21:15 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Benarkah?"

"Ya, kau bisa ikut denganku, menuju NEVERLAND" Jawab Peter.

Wendy tertegun tak mengerti.

"Pergi katamu, ke kota lain begitu?"

"Neverland bukanlah kota, Wendy, tapi sebuah negeri ajaib. Di sana kau bisa bertemu dengan teman-teman ku, the lost boys. Kau dapat mengarungi ribuan pulau dan berenang di lautan bersama putri duyung. Di Neverland, kita tidak perlu memikirkan masalah orang dewasa sebab kita tidak akan pernah dewasa. Setiap hari adalah petualangan, setiap detik hanyalah sukacita. Bukankah itu yang kau inginkan?" Jelas Peter penuh semangat.

Si gadis termangu menatap Peter yang tersenyum bodoh di depannya. Negeri ajaib? putri duyung? omong-kosong macam apa ini? Ia mungkin hanya gadis kecil, tapi ia cukup tua untuk membedakan kenyataan dari khayalan. 

"Kau lagi bercanda ya. Tempat seperti itu mana mungkin ada." Ujar Wendy sinis, menyilangkan lengan di dadanya.

"Kau tidak percaya padaku, bahkan setelah aku muncul dihadapanmu?" Ujar Peter murung.

"Kau memang bocah yang aneh, Peter. Tapi kau tetaplah seorang bocah. Kau kira aku tidak pernah berfikir untuk melarikan diri? Aku sangat ingin pergi dari sini, tapi ayah dan ibu membutuhkanku. Pernikahan ini akan menyelamatkan keluarga kami. Aku harus melakukannya, sebab me_" belum sempat Wendy selesai berbicara, peter memotong,

"Menjadi dewasa berarti memilih keputusan yang benar, meskipun kita tidak menginginkannya." Sahut si bocah.

"Dari mana kau tahu kalimat itu?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun