Mohon tunggu...
Aris Balu
Aris Balu Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis

Menulis seputar fiksi dan fantasi || Bajawa, Nusa Tenggara Timur

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Peter Pan

19 Juli 2022   17:40 Diperbarui: 22 Juli 2022   21:15 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Aku tidak apa-apa, Peter." Tunggu dulu, dari mana aku tahu namanya?

"Syukurlah. kau meloncat cukup tinggi, ku kira kau akan terbang tanpa serbuk peri." Sahut Peter tertawa.

Wendy menatapnya kebingungan. Ia belum pernah bertemu dengan Peter, namun ia seperti mengenalnya sejak lama. Ketakutan seolah sirna ketika ia menggenggam tangan si bocah.

"Apa yang kau lakukan di sini?" Tanya Wendy.

"Bukankah sudah jelas? aku datang karena kau memangilku." Jawab Peter sembari membenamkan badan di kasur milik si gadis.

"Aku tidak ingat pernah memanggilmu."

"Oh, tapi kau melakukannya, Wendy. Air mata ialah panggilan bagiku. Aku datang membawa sukacita bagi anak-anak yang membutuhkannya." Ujarnya menyilangkan kedua tangan di belakang kepala.

Wendy menggeleng pelan, matanya tajam menatap ke depan. Bocah yang aneh. Kamarnya berada di lantai dua. Bagaimana mungkin ia bisa naik kesini?

Peter memalingkan pandangan pada pintu kamar, sejenak melirik kehampaan.

"Mary kelihatan sangat berbeda." Katanya.

"Kau mengenal ibuku?" Ucap Wendy tak percaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun