Sementara di belahan lainnya di Indonesia, akses pendidikan tak terjamah, banyak sekolah tanpa atap dan tak layak, kualitas guru memperihatinkan, dan ketika berkarir harus dengan modal seadanya. Akankah kondisi seperti ini bisa menipiskan gap, atau justru akan menciptakan kesenjangan yang lebih lebar?
Pada akhirnya, tak penting siapa presidennya, siapa wakil rakyatnya, selama demokrasi yang ada tak sungguh memberikan kekuasaan pada rakyat, termasuk mereka yang nelayan, yang petani dan buruh pinggiran. Selama itu ketimpangan ada dan kian melebar, selama itu pula perbedaan akan tereskalisi menjadi-jadi.
Satu hal yang bisa dilakukan untuk masyarakat agar menjadi solusi jangka pendek, sadarilah hal ini, sebelum akhirnya perpecahan sungguh terjadi tak hanya di ruang digital, dan jadi kerugian untuk semua orang, kita dan anak-anak cucu nanti. Pantaskah itu terjadi, atau bisakah kita belajar untuk menahan diri?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H