Tangkapan malam ini adalah tangkapan terbanyak selama hidupku.
Desember 2017
Karena pindah tugas, kami terpaksa berpisah. Ia pindah ke kecamatan yang jauh dari pantai.
Perburuan kepiting bakau pun terhenti. Tidak ada senyum tengah malam lagi. Tak ada cerita bagaimana menginjak badan kepiting bakau kemudian mengikat satu persatu kakinya.
Aku masih ingat ketika teriakannya begitu nyaring saat jari kelingkingnya dijepit catip kepiting bakau. Â Mau tidak mau terpaksa capitnya dipatahkan. Otomatis kepiting akan jatuh harganya. Tidak layak jual malah.
Sambil bersungut-sungut akhirnya kepiting tersebut kami bakar. Untuk mengganjal lapar di tengah malam buta. Berteman singkong rebus dan bubuk garam bercampur merica.
Desember 2019
Tepat 30 Desember tahun lalu, surat mutasi kerja ada di dalam genggamannya. Dengan bersemangat bercerita, jika sudah resmi mutasi berburu kepiting bakau yang telah lama terlupakan akan kembali dilakukan.
Jelas aku sambut dengan sangat antusias. Selama tidak bersamanya, tidak pernah sekali pun berburu kepiting bakau aku lakukan.
Jika kangen ingin menikmati kepiting bakau, terpaksa membeli. Harga Rp 50.000 untuk dua ekor kepiting bakau sekilo sungguh sangat mahal bagiku. Tapi biarlah, demi rasa kangen tak mengapa sekali-sekali berkorban.
Januari 2021
Tanggal 20, Pukul 2.37
Perasaan was-was mulai menghantuiku. Tak biasanya dia ingkar janji. Tak biasanya juga ketika ditelpon tidak diangkat. Apalagi tadi sore sudah berjanji akan datang lagi membawa pisang rebus. Dalam kecap di mulut hanya rasa pisang rebus.