Pukul 07.30
Mimpi kadang menjadi kenyataan. Mimpiku adalah ikan snakehead berbaris di tepi telaga. Benar-benar berbaris. Tak terhitung berapa jumlah. Mereka bermain berkejar-kejaran.
Saking jernihnya telaga saat air begitu surut, terlihat jelas walau ikan-ikan itu berada dua jengkal di bawah air. Menggeliat-geliat melemaskan badan. Tak seperti kita asyik tidur menyambut kehadiran mentari.
Semangat yang menggebu sejak malam hari kini akan tuah ruah menjadi satu dalam tarikan dan sendalan ikan snakehead yang keras.
Telunjuk sudah siap-siap dengan perban agar begitu mengambil pancing dalam mulut ikan tidak tergores gigi tajamnya. Kecepatan dan kesigapan sangat dibutuhkan untuk mendaptkan hasil maksimal.
Pukul 07.40
Umpan dan pancing lepas dari tangan tepat berada di mulut ikan paling besar. Kira-kira ukuran pergelangan kaki orang dewasa. Ikan yang lebih kecil pun banyak.
Keserakahan di mana pun tempatnya akan hadir menyambangi siapa saja. Termasuk saya. Meskipun tidak salah, kalau boleh memilih siapa saja pasti akan memilih yang terbanyak, yang terbesar, dan yang terbaik.
Ikan tak bergerak. Terlihat bola matanya menoleh pun tidak. Beberapa saat aku diamkan. Jangan-jangan ikan sedang mengambil ancang-ancang. Benar! Ikan timbul ke permukaan. Aku sembunyikan badan. Mindik-mindik agar tidak mengejutkan ikan.
Satu menit, dua menit, tiga menit .... Tidak ada tanda-tanda umpan akan dimakan.
Maka perlahan-lahan umpan aku angkat. Mencari yang lebih kecil beberapa jengkal di sebahnya. Ikan melengos menjauh.