Mohon tunggu...
Muhamad ArifJumansa
Muhamad ArifJumansa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Amatri writer

writer

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kokoleceran Tanaman Endemik Banten dan Responnya terhadap Kondisi Iklim

9 November 2024   22:40 Diperbarui: 9 November 2024   22:48 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebaliknya, La Nia yang membawa lebih banyak curah hujan juga memiliki potensi bahaya. Selama La Nia, curah hujan yang berlebihan dapat mengakibatkan banjir di beberapa wilayah, termasuk habitat Vatica bantamensis. Tanaman ini, terutama pada tahap bibit, cukup rentan terhadap genangan air yang berlebihan, yang bisa merusak akar dan mengurangi kemampuan tanaman untuk menyerap nutrisi.

 Akumulasi air yang berlebihan dapat memicu penyakit pada akar dan batang, yang dalam jangka panjang bisa mengurangi kelangsungan hidup spesies ini (Syamsuri & Nurdiana, 2020). Selain itu, peningkatan kelembapan akibat La Nia meningkatkan risiko infeksi jamur dan mikroorganisme patogen lainnya, yang mengancam tanaman yang berada di lingkungan dengan sirkulasi udara rendah.

Indian Ocean Dipole (IOD) juga memberikan dampak yang signifikan terhadap iklim di Indonesia. Ketika IOD positif terjadi, suhu permukaan laut di Samudra Hindia bagian timur menjadi lebih dingin, sehingga mengurangi penguapan dan menurunkan curah hujan di wilayah barat Indonesia, termasuk Banten. Dampak ini mirip dengan kondisi El Nio, yang menyebabkan musim kering yang berkepanjangan dan menurunkan ketersediaan air tanah. 

Tanaman Vatica bantamensis yang bergantung pada air tanah untuk mempertahankan kelembapan tanah akan menghadapi stres air yang dapat memperlambat pertumbuhan dan menghambat proses fotosintesis. 

Di sisi lain, ketika IOD negatif terjadi, curah hujan bisa meningkat secara drastis, yang berpotensi menimbulkan banjir dan kerusakan tanah. Secara keseluruhan, variabilitas iklim yang disebabkan oleh ENSO dan IOD menciptakan kondisi lingkungan yang tidak stabil bagi Vatica bantamensis. Ketidakstabilan ini tidak hanya memengaruhi kondisi fisik tanaman tetapi juga memengaruhi ekosistem secara keseluruhan. 

Dengan perubahan-perubahan cuaca yang semakin ekstrem akibat ENSO dan IOD, habitat alami Vatica bantamensis terus terancam, dan adaptasi tanaman ini terhadap kondisi yang dinamis menjadi semakin sulit. Jika fenomena iklim ini semakin sering terjadi atau semakin intens, keberlangsungan jangka panjang Vatica bantamensis di habitat aslinya akan menghadapi ancaman serius.

Upaya Pelestarian Vatica bantamensis 

Dalam menanggapi perubahan iklim, terdapat beberapa upaya pelestarian yang dapat diterapkan untuk mempertahankan keberlangsungan Vatica bantamensis di tengah tantangan perubahan iklim:

  1. Pemantauan dan Pengelolaan Kondisi Mikroklimat
    Pemantauan kondisi mikroklimat secara berkala di habitat Vatica bantamensis penting untuk mengidentifikasi perubahan pola curah hujan, suhu, dan kelembapan tanah yang diakibatkan oleh variabilitas iklim seperti ENSO dan IOD. Dengan menggunakan data dari pemantauan ini, pihak berwenang dapat mengembangkan model prediktif untuk memetakan pola cuaca ekstrem dan meresponnya dengan tepat. Misalnya, pada tahun-tahun dengan potensi El Nio, pengelolaan air di area konservasi dapat diperketat untuk memastikan ketersediaan air bagi tanaman. Selain itu, teknologi pengelolaan kelembapan tanah, seperti irigasi tetes atau penutup tanah organik, dapat digunakan untuk menjaga kelembapan yang dibutuhkan oleh tanaman ini.
  2. Pembangunan Kebun Bibit dan Pengkayaan Habitat
    Mengingat habitat alami Vatica bantamensis semakin terancam oleh perubahan iklim dan penggundulan hutan, pembangunan kebun bibit dan kawasan konservasi yang dilindungi sangat penting. Kebun bibit ini berfungsi sebagai cadangan untuk menjaga keberlanjutan spesies, terutama pada periode iklim yang tidak menentu. Tanaman yang sudah tumbuh di kebun bibit dapat dikembalikan ke hutan ketika kondisi ekosistem lebih stabil. Upaya ini perlu dilakukan di daerah yang relatif terlindungi dari ancaman banjir atau kekeringan untuk meningkatkan peluang hidup tanaman saat dipindahkan ke habitat aslinya (Syamsuri & Nurdiana, 2020)
  3. Restorasi Ekosistem Berbasis Vegetasi Asli
    Dalam upaya pelestarian, strategi restorasi berbasis vegetasi asli sangat penting. Hal ini melibatkan penanaman spesies lokal di sekitar habitat Vatica bantamensis untuk menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan tanaman ini dan melindunginya dari ancaman iklim ekstrem. Penanaman vegetasi penyangga yang memiliki toleransi tinggi terhadap kekeringan dan kelembapan tinggi dapat membantu menstabilkan kelembapan tanah, mengurangi risiko banjir, dan mencegah pengikisan tanah di sekitar akar tanaman Vatica bantamensis. Strategi ini juga berfungsi sebagai perlindungan dari suhu ekstrem yang bisa membahayakan tanaman pada fase pertumbuhan muda (Purwaningsih, 2021).

 Penguatan Kebijakan Perlindungan dan Edukasi Publik

Upaya pelestarian Vatica bantamensis juga memerlukan dukungan kebijakan yang kuat serta partisipasi masyarakat. Pemerintah daerah dan lembaga konservasi perlu mengembangkan kebijakan yang melindungi habitat Vatica bantamensis dari aktivitas yang merusak, seperti pembalakan liar dan konversi lahan. 

Edukasi publik mengenai pentingnya spesies ini dan dampak perubahan iklim terhadap kelangsungan hidupnya akan mendorong masyarakat untuk terlibat aktif dalam upaya pelestarian. Keterlibatan masyarakat dapat diwujudkan melalui program penghijauan, pemeliharaan bibit, serta pelaporan apabila ada kerusakan atau ancaman terhadap habitat tanaman ini (Ministry of Environment and Forestry, 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun