Mohon tunggu...
Arifin Indra Sulistyanto
Arifin Indra Sulistyanto Mohon Tunggu... Konsultan - Pemerhati * Narasumber * Konsultan * Advisor * Assessor * Ilustrator

Telah belajar dan mengalami, terus belajar untuk mengerti dan memberi, ijinkan hamba berbagi literasi , menanti hingga datangnya senja hari. Menulis ibarat melukis kata dengan kuas, media kertas bagai kanvas, fiksi adalah warna bebas. Hitam dan putih adalah fakta dengan batas tegas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Aksara Jawa: Hanacaraka adalah Kalimat Pangram yang Sempurna

22 Mei 2022   12:35 Diperbarui: 7 Juni 2022   15:39 2231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinda mendapat banyak referensi tentang evolusi aksara pallawa di nusantara.

Masyarakat nusantara sudah mengenal aksara pallawa selama 1500 tahun. Aksara ini merupakan turunan dari aksara brahmi dari India. Jejak dari aksara pallawa dan bahasa sansekerta terdapat di batu prasasti Bogor yang bertarikh 700 M. Evolusi aksara tersebut menjadi induk semua aksara di kawasan Asia Tenggara ( aksara Thai, aksara Batak, aksara Birma/Myanmar dan aksara Jawa). Banyak Prasasti berbahasa sansekerta yang ditulis dengan aksara pallawa.

Hanacaraka
Hanacaraka " Iki Wayang ". (Ilustrasi Koleksi Pribadi)  

Sebelum abad VIII beberapa prasasti Kutei, Tarumanegara, Sriwijaya dan Canggal terbukti memakai aksara pallawa. Aksara pallawa berevolusi menjadi aksara kawi awal, kemudian menjadi aksara jawa kuno dan berakhir menjadi aksara jawa baru.

Pada masa 750M -- 925M, banyak prasasti yang sudah menggunakan aksa jawa kuno awal. Prasasti Plumpung, prasasti Dinoyo dan Prasasti Balitung adalah contoh prasasti yang ditulis dalam aksara jawa kuno awal (aksara kawi awal) dalam bahasa sansekerta.

Pada masa selanjutnya hingga abad XVIII, aksara pallawa berangsur-angsur berevolusi selama ratusan tahun menjadi aksara jawa baru yang kita kenal.

Terjadi penyederhanaan secara bertahap terhadap aksara pallawa. Titik awalnya ditandai dengan penyederhanaan dari 31 konsonan hidup aksara pallawa akhir menjadi 20 konsonan hidup aksara jawa. Prasasti paling awal berbahasa jawa dengan aksara jawa kuno adalah Prasasti Sukabumi yang bertanggal 25 Maret 804M.

Aksara jawa banyak dipergunakan untuk menuliskan cerita (serat), primbon, tembang (kakawin), prasasti, dan sejarah (babad) baik dalam bahasa sansekerta maupun bahasa jawa. Media yang dipakai untuk menuliskan aksara tersebut dapat berbentuk batu atau daun lontar (daun sejenis kelapa, tapi lebar ).

Ada prasasti Mantyasih bertarikh 907M yang menyebutkan nama Kerajaan Medhang pada era Wangsa Sanjaya. Kerajaan Medhang di Jawa Timur tersebut berdiri sekitar tahun 910-947M. Namun belum ditemukan nama-nama Medhang Kemulan, Raja Dewatacengkar dan nama Aji Saka pada prasasti sejarah.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun