Mohon tunggu...
Sri Arifin
Sri Arifin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

skateboard

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Lu Cakep Lu Aman", Fenomena Lookism dalam Masyarakat

20 Juni 2024   00:03 Diperbarui: 20 Juni 2024   00:17 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan Identitas: Remaja dan anak-anak yang terpapar standar kecantikan yang ketat dari usia dini mungkin mengalami kesulitan dalam mengembangkan identitas diri yang sehat dan positif.

Bullying dan Eksklusi Sosial: Lookism dapat menyebabkan bullying dan eksklusi sosial di sekolah, yang dapat berdampak jangka panjang pada perkembangan sosial dan emosional anak-anak.

6.Norma Sosial yang Terdistorsi:

Pemahaman Kecantikan yang Sempit: Lookism memperkuat norma-norma sosial yang sempit tentang kecantikan, yang dapat menghambat penerimaan keragaman dan inklusivitas.

Pengaruh Negatif pada Budaya: Budaya yang terlalu fokus pada penampilan fisik dapat mengabaikan atau meremehkan kualitas dan nilai-nilai lain seperti kecerdasan, keterampilan, dan karakter.

Untuk mengatasi dampak negatif lookism, penting bagi masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan pendidikan tentang pentingnya inklusivitas dan keragaman dalam standar kecantikan, serta untuk mempromosikan penilaian individu berdasarkan kemampuan dan karakter mereka, bukan penampilan fisik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun