Kesehatan Mental: Lookism dapat menyebabkan stres, kecemasan, depresi, dan gangguan makan. Seperti anoreksia atau bulimia, terutama jika seseorang merasa tidak dapat memenuhi standar kecantikan yang ada.
2.Diskriminasi di Tempat Kerja:
Peluang Karier: Individu yang dianggap kurang menarik mungkin menghadapi diskriminasi dalam proses perekrutan, promosi, dan pengembangan karier. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang dianggap lebih menarik sering mendapatkan gaji yang lebih tinggi dan peluang karier yang lebih baik.
Lingkungan Kerja yang Tidak Sehat: Diskriminasi berbasis penampilan dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak inklusif dan tidak sehat, yang dapat mengurangi produktivitas dan kepuasan kerja.
3.Ketidakadilan Sosial:
Akses terhadap Layanan: Orang yang dianggap kurang menarik mungkin menerima pelayanan yang lebih buruk di berbagai sektor, termasuk layanan kesehatan, pendidikan, dan layanan publik lainnya.
Perlakuan Sosial yang Tidak Adil: Individu mungkin menghadapi prasangka dan stereotip negatif dalam interaksi sosial sehari-hari, yang dapat mempengaruhi hubungan pribadi dan profesional mereka.
4.Tekanan Ekonomi:
Pengeluaran untuk Kecantikan: Banyak orang menghabiskan sejumlah besar uang untuk produk dan prosedur kecantikan dalam upaya memenuhi standar kecantikan yang ada, yang dapat memberikan tekanan finansial.
Industri Kecantikan: Industri kecantikan dan mode memanfaatkan lookism untuk mempromosikan produk dan layanan, sering kali dengan cara yang memperkuat standar kecantikan yang sempit dan tidak realistis.
5.Dampak pada Remaja dan Anak-anak: