Pada kejadian tersebut diatas jika dikorelasikan dalam konteks dinamika politik di negara ini, ketika semua tokoh politik (publik figur) di negara sampai didaerah ini kehilangan eksistensi dan kipra-nya, maka yang kita pertanyakan adalah, masih adakah rakyat  sipil yang masih hidup...? Kenapa harus rakyat ?  Bukan guru atau tokoh politik ? Karena rakyat adalah  pemegang kedaulatan tertinggi di republik ini. Olehnya itu sebagai penutup dari tulisan ini, kiranya yang paling terpenting sekarang adalah bagaimana membangun kesadaran bahwa; politik adalah tatanan sistem, baik yang dibentuk berdasarkan kesepahaman dan kesepakatan (konsensus) bukan kesempatan apalagi paksaan dan juga kekuasaan.  Karena sangat mungkin kesempatan itu menjadi alat justifikasi atas sebuah kondisi dalam sistematika kekuasaan.
***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H