b. Windows onto Learning
Sering ditemui di dalam kelas ada siswa yang bosan duduk di meja dengan tatapan sedih memandang ke luar jendela dan membayangkan tentang apa yang ia ingin lakukan. Mereka sering melihat ke luar jendela karena mereka melihat di luar sana ada banyak yang lebih menarik daripada di dalam kelas. Guru dalam hal ini dapat mengemas materi pembelajaran yang berhubungan melihat ke luar jendela. Sebagai contoh membuat karangan, puisi, menyebutkan hewan dan tumbuhan di lingkungan sekolah.
c. Plants a Props
Guru dapat menggunakan tanaman sebagai alat peraga pembelajaran di dalam kelas. Tidak hanya sebagai hiasan untuk memperindah ruangan. Tanaman juga dapat digunakan sebagai alat peraga dalam materi tertentu seperti bentuk daun, waktu yang dibutuhkan untuk bunga mekar, dan juga mengukur perkembangan tanaman tiap harinya.
Sebenarnya masih banyak berbagai strategi yang dapat digunakan. Guru dapat menciptakan strateginya sendiri ataupun memodifikasi strategi yang sudah ada dengan memasukkan aspek multiple intelligences di dalamnya. Dengan adanya berbagai perbedaan kecerdasan tersebut, sudah seharusnya setiap guru mengemas pembelajaran di kelas dengan mengakomodasi berbagai kecerdasan yang ada pada siswa. Hal ini agar siswa lebih mudah dalam memahami materi yang disampaikan serta kecerdasan yang ada pada dirinya dapat berkembang. Perlu adanya kolaborasi antara satu guru dengan guru lain karena hal ini jauh lebih baik dan optimal apabila dilakukan secara berkesinambungan, baik antar guru mapel, guru kelas, maupun guru ekstrakurikuler.
Sumber
Armstrong, T. 2009. Multiple Intelligences in the Classroom 3rd Edition. Alexandria: ASCD Member Book.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H