Mohon tunggu...
Arif Borneo
Arif Borneo Mohon Tunggu... -

always try to be confident

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Pendidik Hebat Tanpa Hoaks

24 November 2017   17:08 Diperbarui: 24 November 2017   17:16 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Di kalangan pelajar misalnya, hanya karena sebuah informasi hoax, muncullah permusuhan antar pelajar. Meskipun tawuran antar pelajar bukan sesuatu hal yang baru, namun keberadaan hoax kerap kali menambah jumlah periodik tawuran antar pelajar. 

Mungkin pada awalnya mereka hanya bermaksud iseng atau guyonan belaka, namun buntut dari perilaku tersebut cukup untuk memantik emosi gairah muda para pelajar. Pada akhirnya, dendam kesumat atau musuh bebuyutan ataupun aksi balas dendam menjadi dalil pembenaran bagi mereka untuk bertindak brutal. Miris memang, padahal para pelajar tersebut adalah generasi hebat calon pemimpin bangsa.

Lebih parah lagi jika kita mengamati informasi hoax yang beredar di akun-akun sosial media. Sekali update informasi, bisa mencapai ribuan komentar di kolom komentar. 

Di sana, sesama anak bangsa bebas saling mencaci maki, menghina, mengumpat, intoleran, menuduh dan memvonis serta mengumbar kata permusuhan. Karakter bangsa yang ramah, sopan dan santun sama sekali tidak tampak dan tak bernyawa. Seolah-olah karakter tersebut telah mati dan digantikan oleh karakter yang lebih buruk bahkan kadang tak manusiawi.

Melihat begitu banyaknya dampak negatif dari hoax, maka apa yang harus dilakukan oleh para Pendidik untuk mencegah dan meminimalisir korban dari hoax? Apa kontribusi nyata para Pendidik untuk menyelamatkan generasi bangsa dari perilaku hoax? Satu jawaban yang pasti, yakni para Pendidik harus ikut bertanggungjawab dan siap mengemban tugas untuk mengedukasi para pelajar, keluarga dan komunitas di lingkungannya dalam memerangi hoax.

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam memerangi hoax. Di antaranya yang pertama adalah dengan menumbuhkan karakter diri pribadi. Tanamkan dalam diri bahwa perbuatan memproduksi informasi hoax dan atau menyebarkannya merupakan tindakan yang tidak benar bahkan menjurus pada tindakan kriminal. 

Tindakan tersebut tidak sesuai dengan norma, nilai dan budaya bangsa Indonesia. Dalam pandangan agama pun tidak dibenarkan seseorang untuk melakukan perbuatan dusta atau kebohongan.

Hal kedua yang bisa dilakukan adalah dengan membuat Gerakan Anti Hoax Sang Pendidik. Sebab, berjuang itu tidak bisa sendirian, melainkan harus berjama'ah atau bersama-sama serta bergotong royong. 

Dari gerakan Sang Pendidik ini, diharapkan mampu membawa gelombang perubahan pola pada perilaku seseorang yang gemar memproduksi dan menyebarkan hoax menjadi individu yang kritis dan sensitif terhadap sebuah informasi. Kita mencoba membangun karakter check and recheck pada dirinya.

Aktivitas check and recheckterhadap sebuah informasi di media, biasa kita kenal dengan Budaya Literasi Media. Literasi Media merupakan seperangkat kecakapan yang berguna dalam proses mengakses, menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan pesan dalam beragam bentuk. Literasi media digunakan sebagai model instruksional berbasis eksplorasi sehingga setiap individu bisa lebih kritis menanggapi apa yang mereka lihat, dengar dan baca.

Budaya literasi telah lebih dahulu diajarkan oleh agama. Sebagai contoh di agama Islam telah termaktub dalam kitabnya Alqur'an Surat Al Hujurat ayat 06, yaitu :"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun