Mohon tunggu...
Arifatul Jannah
Arifatul Jannah Mohon Tunggu... Guru - guru

saya menyukai kesenian, kebudayaan, dan kesejarahan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Program Keluarga Berencana (KB) pada Masa Kepemimpinan Mohammad Noer di Jawa Timur Tahun 1970-1976

6 Desember 2022   21:36 Diperbarui: 6 Desember 2022   22:11 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB)  PADA MASA KEPEMIMPINAN MOHAMMAD NOER DI JAWA TIMUR TAHUN 1970-1976.

Masalah kependudukan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua Negara dibelahan dunia. Sejak pertengahan abad ke-20 ini, dunia telah mengalami ledakan penduduk yang mencemaskan. Tahun 1830, penduduk dunia telah bertambah sampai mencapai 1 milyar, kemudian dalam jangka waktu 100 tahun, jumlah penduduk telah mencapai 2 milyar pada tahun 1930, sesudah itu hanya dalam waktu 30 tahun telah mencapai 3 milyar pada tahu 1960 dan dalam waktu 15 tahun, yaitu pada tahun 1975 telah mencapai   4  milyar. (Nani Soedono, 1982:1)

Indonesia merupakan kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar-kecil, dengan luas tanah kira-kira 2 juta km2 dan jumlah penduduk kelima terpadat di Dunia, yaitu setela Republik Rakyat Cina, India, Soviet Rusia, dan Amerika Serikat. 

Dalam jangka waktu kira-kra 50 tahun terakir ini, peningkatan jumlahh Penduduk di Indonesia pesat sekali, dari tahun 1930 sampai tahun 1961, angka pertumbuhan penduduk adalah 1,5 persen, antara tahun 1961-1971, adalah 2,1 persen dan 1971-1980 menjadi 2,32 persen setahun. Tahun 1961-1970 terjadi peledakan bayi  (baby-boom), sedangkan Pemerintah terlambat berusaha mengendalika dengan jalan Keluarga Berencana. Sejak tahun 1950, tingkat kematian umum menunjukkan gejala menurun, antara lain karena perbaikan sarana kesehatan. (Nani Soedono, 1982:7).

Jawa Timur merupakan bagian dari Provinsi di Indonesia. Kepadatan Penduduk di Jawa Timur  sudah mencapai lebih dari 550 jiwa rata-rata per kilo meter  persegi, merupakan faktor yang harus dipecahkan. Pertambahan Penduduk karena kelahiran yang setiap tahun tercatat sampai 2,48% menambah keprihatinan. Penambahan Penduduk yang tidak sesuai dengan kemampuan kenaikan produksi, terutama pangan akan merusak jenjang usaha peningkatan penghasilan rakyat. Hasil peningkatan produksi, yang merupakan data penting untuk peningkatan Regional Income, akan diserap habis oleh peningkatan penduduk yang tidak terawas dan terkendali. (Mien A. Rifai, dkk, 1991:85)

Mohammad Noer merupakan Gubernur di Jawa Timur dengan masa jabatan 1967-1976. Mohammad Noer atau nama lengkapnya Raden Panji Haji Mohammad Noer adalah sosok putra Madura yang berkiprah panjang sebagai figure penting di Jawa Timur. Menjadi Gubernur ditengah-tengah perubahan iklim Politik bukanlah pekerjaan yang mudah. Sebagai Gubernur diawal Orde Baru Mohammad Noer menghadapai dinamika pembangunan yang dahsyat sebagaimana tekad Pemerintahan Orde Baru ketika itu untuk membangun masyarakat Indonesia dengan menekankan aspek Ekonomi. (Hotman M. Siahaan dan Tjahjo Purnomo W, 1997: XVII)

Pelaksaakan Repelita I di daerah Jawa Timur Mohammad Noer menginginkan adanya keseimbangan atau singkronisasi antara pembangunan Makro dan pembangunan yang bersifat Mikro, berupa peningkatan taraf hidup dan pendapatan masyarakat. Seperti diketahui secara Nasional REPELITA I lebih bersifat Makro, sektoral, dan ekonomis. 

Upaya meningkatkan taraf hidup dan penghasilan rakyat ataupun petani sebagai aspek mikro pembangunan harus bertolak dari tiga  aspek yaitu: aspek Demografi, aspek Ketenagakerjaan dan aspek Agrarian. Ketiga aspek yang berkaitan dengan permasalahan pangan ini dirasa sangat mendesak untuk daerah Jawa Timur. Diketahui bila pertambahan penduduk daerah Jawa Timur tidak diatasi maka peningkatan produksi pangan tidak akan seimbang dengan penigkatan taraf kehidupan rakyat. (Mien A. Rifai, dkk, 1991:85)

Jawa Timur merupakan wilayah yang sarat masih kental dengan tradisi dan keagamaannya, mereka yakin bahwa banyak anak banyak rejeki, dalam hal ini para wanita Jawa Timur rata-rata melahirkan lima anak, namun banyak diantaranya meninggal waktu bayi. Angka mortalitas bayi sebesar 176 per 1000 kelahiran hidup yang berarti lebih dari seperempat anak yang meninggal sebelum mencapai usia sekolah. (Howard Dick, dkk, 1997:79)

Pelita I, Pemerintah menggalakkan Program Keluarga Berencana (KB) untuk meningkatkan derajat kesehatan dan kesejahteraan ibu dan anak, keluarga serta masyarakat pada umumnya. Melalui KB ini diharapkan angka kelahiran bisa diturunkan agar laju pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan meningkatkan produksi pangan, sehingga taraf kehidupan dan kesejahteraan rakyat bisa lebih meningkat. (Hotman M. Siahaan dan Tjahjo Purnomo W, 1997:84)

Provinsi Jawa Timur termasuk salah satu Provinsi di Indonesia yang berhasil mengendalikan jumlah penduduk. Dimana bagian terpenting dari suksesnya tersebut terletak pada keberhasilan Provinsi ini dalam menjalankan program KB. Provinsi jawa timur merupakan Provinsi terbesar di Indonesia, namun pertumbuhan penduduk relative menurun. Dalam tahun 1970 agka pertumbuhan penduduk 1,71 persen angka ini terus turun secara drastis mencapai 1,08 persen dalam dekade tahu 1980.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun