Mohon tunggu...
Aries Ibadillah
Aries Ibadillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Malang

Mahasiswa S-1 Pendidikan Matematika Kelas 1-A Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Seni Tari Tradisional Indonesia terhadap Ketertarikan Gen-Z

31 Desember 2023   06:06 Diperbarui: 31 Desember 2023   06:23 1034
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seni tari tradisional juga berdampak baik bagi agama-agama yang ada di Indonesia, seperti agama yang kental akan tari-tariannya yaitu agama Hindhu dan agama Buddha. Kedua agama tersebut bisa disebut pelopor atau penyebab munculnya seni tari tradisional yang ada di Indonesia. Kebanyakan tari-tarian tradisional Indonesia mengandung unsur-unsur agama Hindhu dan agama Buddha. Sedangkan, pada agama Islam juga mamiliki dampak yang positif bagi masyarakat yaitu ada juga tarian tradisional Indonesia yang masih erat dengan ajaran agama Islam, seperti tari Zapin, tari Saman, dan lain-lain.

Seni tari tradisional Indonesia memiliki satu jalan dengan ajaran yang terkandung dalam aturan-aturan agam Islam, yaitu merubah perilaku, sikap, dan karakter seseorang supaya lebih baik lagi. Agama Islam yang disebarkan diberbagai wilayah, memberi peluang kepada Islam untuk berhubungan dengan kebudayaan dan kesenian bangsa lain yang memuat nilai-nilai tersendiri (Marhaban Aqil, dkk, 2022: 3). Terkadang juga ada kesalahpahaman seni tari tradisional dengan agama Islam, tetapi tarian di atas menunjukkan yaitu sebuah agama bukanlah suatu penghalang bagi keminataan atau kesukaan Gen-Z terhadap budaya negaranya sendiri.

Berdasarkan hasil observasi peneliti ke Universitas Islam Indonesia (UII), diketahui bahwa geliat tari di universitas tersebut cukup tinggi. Hal tersebut terlihat dari aktivitas tari yang rutin dilaksanakan melalui unit kegiatan mahasiswa tari yang bernama Safiara. Kegiatan tari di UII terbagi menjadi dua yaitu, tari kreasi (tari Jawa, Sumatra, dan lain-lain) dan tari Islami (tari Aceh) (Heni, 2020: 12).

Upaya Seni Tari Tradisional Terhadap Ketertarikan Gen-Z

Seni tari perlu dilestarikan keberadaannya karena hal tersebut suatu kekayaan yang tidak ada nilai nya, apalagai seni tari tradisional yaitu simbol negara yang tidak boleh sampai hilang, karena jika seni tari tradisional hilang negara Indonesia akan kehilangan jati diri bangsa yang selama ini dijaga. Pada zaman sekarang banyak Gen-Z yang tidak menyukai seni tari tradisional, Gen-Z lebih menyukai budaya luar diabanding budayanya sendiri yang wajib di lestarikan. Gen-Z merupakan generasi penerus yang wajib mewarisi suatu tradisi dari nenek moyangnya, karena tersebut memiliki makna yang sangat mendalam bagi kehidupan penerusnya. Maka darinya, Gen-Z memiliki kewajiban untuk menjaga kelestarian budaya yang ada di Indonesia, tetapi Gen-Z terlalu teracuni oleh budaya luar yang sudah masuk ke Indonesia. Penyebab hal tersebut karena Gen-Z selalu melihat hal-hal yang ada di luar dan budaya luar meracuni melalui kecanggihan teknologi yang tidak dimiliki oleh Indonesia.

Hal tersebut lah yang menyebabkan Gen-Z tidak tertarik dengan budaya kita, tetapi masih ada upaya yang harus dilakukan untuk mengembalikan kelestarian budaya kita, yaitu pertama dengan mempertontonkan atau mempertunjukkan bagaimana tarian tradisional di Indonesia kepada Gen-Z. Pada hal tersebut supaya Gen-Z lebih mengenal tarian-tarian yang ada di Indonesia dan lebih dekat dengan budaya negara sendiri dibandingkan budaya negara luar. Mempertunjukkan seni tari tradisional kepada Gen-Z juga memiliki manfaat bagi penonton, yaitu seni tari tradisional dapat menjadi penghibur oleh Gen-Z dan dapat menarik ketertarikan Gen-Z kepada seni tari tradisional. Seni tari tradisional perlu dipertunjukkan di acara-acara besar atau acara-acara adat supaya memiliki nilai keunikan di mata Gen-Z dan membuat Gen-Z tertarik kepada seni tari tradisional. Kedua, seni tari dapat dikenal oleh Gen-Z dengan cara menuangkan kedalam pembelajaran Gen-Z supaya lebih mengetahui atau lebih dalam menguasai materi-materi tentang kesenian tari tradisional.

Kegiatan pembelajaran tari pada mata pelajaran seni dan budaya pembelajaran Gen-Z pada prinsipnya bertujuan untuk memberikan kemudahan dan menampung berbagai macam peluang Gen-Z dalam mengembangkan minat dan bakat yang Gen-Z miliki, bukan untuk mengeksploitasi dan mendoktrin Gen-Z untuk harus bisa menari (Al Fadhil, dkk, 2020: 120). Pada hal tersebut dapat memeperluas pengertahuan Gen-Z terhadap seni tari tradisional dan menyebabkan ketertarikan kepada seni tari tradisional, karena Gen-Z  sudah memiliki pengetahuan yang dalam tentang seni tari tradisioanal. Ketiga, upaya menarik perhatian kepada Gen-Z dengan cara memeberi arahan untuk mencoba tarian tradisional supaya bertumbuhlah ketertarikan seni tari tradisional tesebut. Ketertarikan Gen-Z terhadap suatu hal tidak akan muncul denga cara memberikan materi-materi yang cukup, melainkan dengan cara mempraktekkan langsung tarian tersebut supaya Gen-Z lebih paham akan gerakan-gerakannya. Tujuan dari kegiatan berlatih tari tersebut merupakan untuk mengenalkan Gen-Z kepada budaya lokal sehingga Gen-Z dapat mengenal budaya tersebut sebagai penerus bangsa, selanjutnya juga membantu mengembangkan rasa yakin pada diri sendiri (Cici, 2022: 374). 

Ketiga upaya diatas sudah diperlakukan di sekolah-sekolah Indonesia, tetapi lain halnya dengan dua hal dibawah ini. Upaya yang ke-empat, yaitu dengan cara mensosialisai seni tari tradisional kepada Gen-Z yang sudah teracuni oleh budaya-budaya luar. Upaya tersebut dilakukan supaya kendala apa saja yang terjadi di diri Gen-Z dan untuk lebih mendekatkan diri atau lebih memahami ke Gen-Z apa keluh kesah Gen-Z terhadap seni tari tradisional. Upaya tersebut lebih efektif dalam melaksanakannya karena hal tersebut lebih paham apa yang dirasakan Gen-Z, seperti halnya guru Bimbingan Konseling (BK) terhadap muridnya. Upaya yang ke-empat, yaitu denga cara memeperkenalkan seni tari tradiasional Indonesia kepada dunia supaya para Gen-Z lebih tertarik dalam mengikuti perkembangan seni tari tradisional.

Seni tari tradisional Indonesia perlu disebarluaskan supaya dunia lebih tahu kesenian tari tradisional Indonesia tersebut memiliki kekhasan yang menarik. Pelestarian seni tari tradisional merupakan hal penting untuk dilampau oleh Gen-Z ,karena seni tari tradisional pilar kehidupan Gen-Z yang akan mendatang. Pada melestarikan seni dan budaya daerah, peran siswa tidak hanya sebagai penikmat seni, tapi juga berperan aktif dalam pelestarian dengan menjadi pemain dan belajar tentang filosofi dan makna budaya tersebut (Ana dan Lely, 2022: 21). Seni tari dapat dilestarikan dengan banyak cara, seperti yang diatas tertulis upaya untuk melestarikan seni tari, tetapi banyak orang yang meremehkan pelestarian seni tari tersebut tidak penting.

PENUTUP

Berdasarkan artikel diatas, telah dimuat sebuah penjelasan tentang kesenian tari tradisional di Indonesia dan terdapat juga sebuah cerita perkembangan seni tari tradisional indonesia dari zaman prasejarah sampai zaman sekarang yang sudah tercampur oleh budaya asing. Indonesia pada zaman sekarang memiliki budaya yang sudah tercampur dengan budaya luar. Pada zaman sekarang seni tari tradisional terancam punah  yang disebabkan perkembang era teknologi yang biasanya disebut dengan globalisasi. Meskipun seni tari tradisonal indonesia yang hampir terkikis oleh zaman, seni tari tradisiobal tetap memiliki dampak yang baik bagi Gen-Z sebagai penerus bangsa yang memiliki perilaku dan sikap yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun