seorang pria berdiri.
Tangannya menggenggam tongkat kayu,
matanya tak lagi mengenal warna dunia.
Namun ia melihat,
lebih tajam dari cahaya yang mengiris pagi.
Ia tahu jalan-jalan ini penuh janji yang tertunda,
gedung-gedung yang menutup langit
dan suara-suara yang hanya berpura-pura peduli.
Di hadapannya,
keramaian adalah lukisan abu-abu,
orang-orang berlalu seperti angin
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!