Mohon tunggu...
@Arie
@Arie Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang mau berfikir luar biasa. that is

Orang biasa, yang mau berfikir luar biasa. Hobi menulis sejak remaja, sayangnya baru ketemu Kompasiana. Humanis, Humoris, Optimis. Menjalani hidup apa ada nya.@ Selalu Bersyukur . Mencintai NKRI. " Salam Satu Negeri,!!" MERDEKA,!!

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Serpihan Hati Yang Tersisa

17 Oktober 2020   15:48 Diperbarui: 27 September 2023   20:22 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Kami merasa menemukan lagi cinta kami. Kerinduan yang tersimpan di bawah permukaan selama hampir tiga puluh tahun, yang mengendap seperti fosil batu bara, saat itu serasa meluap dan membakar jiwa.Rasa nya kami tak ingin menutup telpon tiap kali  bertukar suara.

Dada kami di penuhi rasa yang menggelora dan siap menghanguskan apa saja. Kami lupa usia, kami lupa keluarga, kami lupa segala nya. Cinta dan kerinduan yang menemukan alur nya itu, seperti lahar dingin yang berubah menjadi magma, menggelegak, mendidih,  dan  rasa nya sulit untuk di lukiskan dengan kata - kata.-"


Hati kami berbunga-bunga. Dada kami seperti merekah.

 Ada kebahagiaan luar biasa. Meski hanya mendengar suara, tapi aku merasa seperti berhadapan muka. 

Dengan jelas aku dapat melihat senyum nya, tawa kecil nya, mata nya, dan tahi lalat mungil yang menjadi hiasan diatas bibir nya. Bahkan kedua lesung pipit yang timbul  jika Ia  tertawa renyah. 

Cinta dan kerinduan yang tersimpan puluhan tahun lama nya di dasar jiwa, tumpah dan membanjiri relung jiwa kami berdua. Mengalir membasahi sudut -sudut  hati dan perasaan yang paling dalam. 

Menyirami kegersangan, kerinduan, kehilangan dan  menetes mengisi sudut kosong di celah-celah kekeringan jiwa. 

Kami merasa kembali seperti remaja yang tengah di buai indah nya cinta pertama. 

Cinta yang dulu tak sempat kami nikmati dan jalani bersama. 

Dan ketika waktu itu di tahun dua ribu sebelas, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun