Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ksatria Baja Hitam, Aku Mengingatmu Lagi

18 Juni 2019   16:48 Diperbarui: 11 Oktober 2021   15:11 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto penulis di antara bunga. Dokumen Ari Budiyanti

Andi tak pakai lama menyetir, sudah sampai saja di depan rumahnya. 

"Kalian pindah tinggal di kota ini sudah berapa lama?" Kagumku melihat halaman rumah Andi yang penuh dengan bunga.

"Sudah setahun lalu" Jawab Andi datar.

Persis sama dengan rumah masa kecil kami di kota asal kami. Meski berbeda bentuk rumah, namun yang mengisi halaman depan rumah hingga belakang, masih sama. 

Ada bunga mawar, kenikir, pukul empat, pacar air, lily, amarilys, Zinnia dan aneka bunga lainnya. Pun ada pohon mangga dan jambu air di samping rumah. Sungguh asri, sejuk dan dingin.

"Bunga, Tante Asri kangen sekali" pelukan hangat tante Asri membuatku langsung ingat pelukan mama. Sangat hangat penuh kasih. Masih kikuk aku dengan pertemuan pertama setelah dua puluh tahun. 

Om Roni menepuk bahuku sambil tersenyum dan berbisik

"Kau tumbuh menjadi gadis dewasa yang cantik, persis sekali mendiang Sekar"

Mawar, adik Andi langsung memelukku.

"Kak Bunga, aku senang sekali bertemu lagi."

Mawar memang sudah bertemu denganku saat ultahku bulan lalu. Aku membalas pelukannya. Memeluk Mawar tak canggung bagiku karena kami sudah pernah bertemu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun