Mohon tunggu...
Ari Budiyanti
Ari Budiyanti Mohon Tunggu... Guru - Lehrerin

Sudah menulis 2.888 artikel berbagai kategori (Fiksiana yang terbanyak) hingga 17-07-2024 dengan 2.280 highlight, 17 headline, dan 109.421 poin. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018. Nomine Best in Fiction 2023. Masuk Kategori Kompasianer Teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode: 2019, 2020, 2021, dan 2022. Salah satu tulisan masuk kategori Artikel Pilihan Terfavorit 2023. Salam literasi 💖 Just love writing 💖

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ksatria Baja Hitam, Aku Mengingatmu Lagi

18 Juni 2019   16:48 Diperbarui: 11 Oktober 2021   15:11 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto penulis di antara bunga. Dokumen Ari Budiyanti

"Terimakasih. Bagaimana pekerjaanmu?"

Andi menunjuk ke arah kursi depan kos.

"Boleh duduk?"

Kami tertawa, lupa aku menyuruhnya duduk. Kutinggalkan sejenak Andi di ruang depan. Saat kembali, kubawakan jus jeruk kesukaan kami di masa kecil. 

Andi mulai berkisah perjalanannya selama seminggu di kota bunga. Menjalankan pekerjaan sebagai ahli hukum. Andi sejak dulu selalu ingin menegakkan kebenaran layaknya super hero. Entah mengapa di saat dewasa, dia memilih menjadi ahli hukum. Mungkin menyalurkan minat masa kecilnya. 

Ku kira dia akan jadi dokter. Saat kecil, dia selalu telaten merawat kakiku yang sering lecet karena jatuh saat berlarian mengejar kupu-kupu di atara bunga-bunga. 

"Ku kira kau akan jadi dokter yang hebat, Baja Hitam?" Kataku setiap kali selesai diobati lukanya, sambil meringis perih karena sentuhan obat pada luka. 

Andi tertawa dan menjawabku, "Aku mau jadi penegak kebenaran seperti Ksatria Baja Hitam" 

Tak menyangka, dua puluh tahun kemudian, dia sungguh jadi seorang penegak hukum. 

...

Sepulang menjemputku dari kampus, usai kuliah, Andi memasang raut muka serius sembari menyetir sedan hitamnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun