Pada awalnya saya mengira kalau arca-arca Boddisatva di dinding candi adalah hasil rekonstruksi yang pengerjaannya kurang rapi karena meninggal lapisan semen berwarna coklat kream yang tampak belepotan, kontras dengan batu candi yang berupa batu andesit hitam.
Tapi saya salah. Lapisan semen coklat krem itu disebut Vajralepa. Konon ada satu bahan rahasia dalam campuran semen Vajralepa yang membuat arca-arca tersebut berpendar jika terkena cahaya bulan purnama. Bisa dibayangkan betapa cantiknya Candi Sari saat itu.
Baguanan candi tersusun dari bongkahan batu dan dipahat, Â sambungan antar bongkahan batu tersebut terlihat jelas. Campuran semen Vajralepa yang melapisi arca Boddhisatva memberi kesan kalau arca tersebut dipahat dari satu batu.
Biasanya candi dinamai sesuai dengan nama dusun tempat candi ditemukan. Tapi Candi Sari tidak dinamakan Candi  Bendan. Apakah karena kecantikannya candi ini dinamakan Candi Sari, karena sari berarti bunga lambang kecantikan?
Candi Kalasan
 Kalau melintas jalan raya Jogja-Solo, kamu bisa melihat puncak candi Kalasan yang badannya tersembunyi dibalik  deretan toko-toko. Seperti halnya Candi Sari, Candi Kalasan sudah dikepung oleh pemukiman penduduk.
Letak Candi Kalasan berada di Dusun Kalibening, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Prasasti Kalasan
Di sekitar area candi ini temukan Prasasti Kalasan yang dipahat pada batu berbentuk persegi panjang dengan ukuran tinggi 69 cm, lebar 44 cm, dan tebal 10 cm. Prasasti ditulis menggunakan aksara sidhham, bahasa Sanskerta, dan dikeluarkan pada tahun 700 Saka atau 778 Masehi. Kini Prasasti Kalasan menjadi koleksi di Museum Nasional Indonesia.
Dalam prasasti itu disebutkan bahwa sebuah bangunan suci didirikan  untuk menghormati Dewi Tara yang telah dikirim setelah melihat makluk-makluk dunia tenggelam dalam kesengsaraan. Dewi Tara adalah satu-satunya bintang pedoman arah di dunia dan di tempat dewa-dewa.
Struktur dan Hiasan Candi Kalasan