Mohon tunggu...
Arief Yudhanto
Arief Yudhanto Mohon Tunggu... -

Warga Indonesia, tinggal di Tokyo

Selanjutnya

Tutup

Politik

'Hitler' Asia itu Telah Pergi

26 Desember 2011   22:08 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:43 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Agar penghuni kamp tidak lari, tentara Korea Utara memasang pagar listrik di sekeliling kamp.

Sehari-harinya, penghuni kamp yang jumlahnya antara 150 ribu hingga 200 ribu orang itu hanya diberi makan butiran jagung dan kuah asin.

Jika penghuni kamp bekerja dengan baik maka lelaki dan perempuan di antara mereka diperbolehkan menikah. Namun, pasangan yang sudah menikah hanya boleh bertemu dua hingga tiga kali dalam satu tahun.

Korea Utara membangun dua jenis kamp konsentrasi:

  • Zona Revolusi untuk mereka yang melakukan kesalahan ringan
  • Zona Kendali Penuh untuk mereka yang melakukan dengan kesalahan berat

Penghuni Zona Revolusi “hanya” ditahan beberapa tahun saja, kemudian mereka dibebaskan. Sedangkan di dalam Zona Kendali Penuh, orang dihukum seumur hidup.

Shin dan keluarganya adalah penghuni Zona Kendali Penuh.

Kesalahan berat bagi tentara Korea Utara biasanya berupa kesalahan remeh bagi rakyat biasa. Misalnya, lupa memakai lencana bergambar Kim Il Sung atau Kim Jong Il; duduk di atas koran yang kebetulan ada gambar Kim Jong Il; melipat koran yang ada gambar Kim Jong Il.

Jika seseorang melakukan kesalahan tidak hanya dia saja yang masuk kamp konsentrasi. Seluruh keluarganya, termasuk orang tua, adik, kakak, anak dan cucu, otomatis masuk kamp konsentrasi.

Di dalam kamp pula lah, Shin menyaksikan ibu dan kakak lelakinya disiksa dan dihukum mati. Alasannya, mereka mencoba melarikan diri. Setelah keduanya meninggal, Shin juga disiksa. Tangan dan kaki Shin diikat, perutnya ditusuk dan dikaitkan dengan besi dan punggungnya dipanggang bara api yang panas.

Karena benar-benar tidak tahan, ia dan kawannya, bernama Park, merencanakan pelarian dari dari kamp. Malangnya, Park tewas tersengat pagar listrik. Hanya Shin sendiri yang akhirnya berhasil lolos masuk perbatasan China.

Saat ini, Shin hidup dalam perlindungan Korea Selatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun