Perlahan aku balik badan dan kembali ke kamar. Baru saja aku akan merebahkan tubuh lagi di sebelah Arumi, tiba-tiba,
Tok..tok..tok..
Meski kembali terkesiap, kali ini aku tidak terlalu takut lagi. Dengan langkah yang tak lagi ragu, aku segera kembali ke pintu belakang dan mengintip keluar.
Namun, ternyata sama saja. Setelah mengintip keluar, tidak terlihat ada siapa-siapa. Pun setelah menunggu beberapa saat, juga tidak ada lagi pintu diketuk.
Aku mulai berfikir, "teror apa ini? Seperti ingin mempermainkan aku. Apakah yang mengganggu ini tante dan adik kecil yang dibilang Arumi?" Jika iya, apa mungkin, mereka mengharapkan Arumi yang datang membukakan pintu? Entahlah, aku tidak bisa menyimpulkan."
Aku segera balik badan dan melangkah ke kamar.
Baru selangkah kaki kuayunkan,
Tok..tok..tok..
Suara pintu diketuk itu sangat jelas, karena aku berada sangat dekat.
Kali ini aku bereaksi spontan. Entah spirit dari mana yang merasuki, aku langsung mengambil senter besar milik suami. Lalu segera menuju pintu belakang dan membukanya lebar-lebar.
Lagi-lagi, tidak ada siapa-siapa. Merasa tak puas, aku sorotkan cahaya senter ke seluruh penjuru halaman belakang. Tak terlihat ada yang aneh.