Tok..tok..tok..
Terdengar lagi. Iramanya masih sama.
Arumi terlihat mulai terusik tidurnya karena suara itu. Dia bergerak-gerak kemudian berguling ke kiri, membelakangi Naomi.
Aku semakin gelisah. Khawatir Arumi akan bangun. Teringat omongan Arumi sebelum tidur tadi, bahwa tante akan mengantarkan adik kecil padanya.
"Ya Tuhan.. Arumi tidak boleh terbangun dari tidurnya," gumamku cemas.
Jika Arumi bangun, dia pasti akan merengek memaksa membukakan pintu, dan menyambut kedatangan apa yang dia sebut sebagai "adik kecil" itu.
"Hiiihh..." terasa lemas segala persendianku membayangkannya.
Tok..tok..tok..
Untuk kesekian kalinya suara ketukan itu terdengar. Bersamaan dengan itu lampu pun mati.
Segera kuraih HP yang tadi kupakai untuk membaca Alquran, lalu menyalakan senternya. Cahaya senter kembali menerangi ruangan meski temaram.
Arumi kembali bergerak-gerak. Terganggu suara pintu diketuk dan gerah karena kipas angin mati membuat tidurnya semakin gelisah. Beberapa saat lagi pasti dia akan terbangun.