Mohon tunggu...
Mr. aBc
Mr. aBc Mohon Tunggu... Guru - Salam Gloria

🔛🖋️📝🖋️Goresan artikel sederhana. Mencoba berjiwa dan bersemangat sebagai guru muda. Di Era New Normal. Proses mencari dan menjadi inspirasi✍️ Sahabat Literasi: SMPK Santo Mikael - Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Eunoia Pilkada Nirmala

25 September 2020   00:43 Diperbarui: 25 September 2020   01:16 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Ruang Tunggu TPS dan Proses Pemungutan Suara (Sumber: Dokpri-diolah)

Beredar kabar dan sempat diberitakan bahwa pada saat Pilpres 17 April 2019 yang lalu, beberapa anggota KPPS atau petugas Pemilu lain yang jatuh sakit, bahkan ada yang sampai meninggal dunia, demi tugas negara. Itu terjadi dalam situasi yang masih normal, sedangkan Pilkada 2020 nanti akan dilaksanakan dalam kondisi pandemi Covid-19.

Saya sendiri mengakui dan mengalami, bahwa untuk menjadi petugas KPPS memang sangat menguras tenaga, dan pikiran. Bahkan rasa lelah itu masih terasa beberapa hari kemudian. 

Saya sendiri sempat mengalami kram pada kaki, ketika malam hari pada saat proses penghitungan suara. Ketika harus jongkok dan berdiri untuk menuliskan hasil pemungutan suara. 

TPS kami pun akhirnya bisa menyelesaikan tugas dan mengirimkan hasil penghitungan suara ke kantor kelurahan pada jam 03.00, tanggal 18 April 2019. Setelah itu, kami masih harus membereskan perlengkapan dan peralatan TPS, baru kami bisa istirahat.

Mari kita lihat dan cermati bersama, berdasarkan dua pengalaman yang saya alami sendiri, bahwa untuk bisa melaksanakan Pilkada yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2020 mendatang, maka proses yang harus dilalui tidaklah mudah, juga dalam pelaksanaannya. 

Selain itu, proses yang harus ditempuh juga harus secara langsung atau tatap muka. Akan sulit jika proses pembekalan, pelatihan, dan rapat para petugas Pilkada nanti jika harus dilakukan secara daring/online. Sebab akan mungkin terjadi salah persepsi, salah informasi, dan kemungkinan-kemungkinan lain yang mungkin bisa terjadi.

Mengapa saya perlu menceritakan dua pengalaman di atas, sebagai bahan pertimbangan dan berbagi kisah, bahwa dalam proses Pilkada yang kurang lebih hampir sama dengan proses Pemilu, adalah tugas yang menuntut tanggung jawab yang besar, kesehatan, dan kemampuan fisik yang juga kuat. Untuk itulah perlu dipilih personil yang harus sehat secara jasmani dan rohani.

Menjaga imun petugas Pilkada 2020

Berdasarkan pengalaman di atas, maka rumusan masalah yang muncul dalam benak saya adalah:

  • Bagaimana cara untuk menjaga kesehatan para petugas Pilkada, selama proses persiapan dan saat pelaksanaan Pilkada 2020 nanti?
  • Bagaimana menjamin agar tingkat imun para petugas Pilkada nanti bisa terus baik, sedangkan kondisi mereka lelah, mengantuk?
  • Bagaimana menjamin bahwa dengan pelaksanaan protokol pencegahan Covid-19, bisa melindungi para petugas Pilkada 2020?
  • Apakah proses Pilkada dan sarana Pilkada akan benar-benar steril? termasuk kertas suara, yang dipegang oleh pemilih, kemudian harus dipegang lagi oleh petugas Pilkada?
  • Apakah sudah siap sarana/perlengkapan protokol pencegahan Covid-19? (thermo gun, alat cuci tangan, sarung tangan, hand sanitizer, dll)
  • Bagaimana cara untuk menjaga jarak aman antara petugas dengan petugas, dan dengan para pemilih dalam pelaksanaan Pilkada 2020?
  • Jaminan apa yang diberikan kepada para petugas Pilkada, dan para pemilih, jika Pilkada justru menjadi sarana munculnya klaster baru covid-19?

Mobilisasi Pemilih ke lain daerah.

Kita ketahui bersama, bahwa warga masyarakat yang memiliki hak pilih dalam Pilkada nanti tidak semua bisa melaksanakan hak pilihnya sesuai dengan domisili tempat tinggal mereka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun