Mohon tunggu...
Mr. aBc
Mr. aBc Mohon Tunggu... Guru - Salam Gloria

🔛🖋️📝🖋️Goresan artikel sederhana. Mencoba berjiwa dan bersemangat sebagai guru muda. Di Era New Normal. Proses mencari dan menjadi inspirasi✍️ Sahabat Literasi: SMPK Santo Mikael - Surabaya

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Eunoia Pilkada Nirmala

25 September 2020   00:43 Diperbarui: 25 September 2020   01:16 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Ruang Tunggu TPS dan Proses Pemungutan Suara (Sumber: Dokpri-diolah)

Eunoia PILKADA Nirmala (Pemikiran yang indah/pikiran yang baik, agar PILKADA tahun 2020 berjalan tanpa cacat; sempurna).

Meski Pilkades ditunda, penyelenggaraan Pilkada 2020 diputuskan oleh pemerintah untuk tetap dilaksanakan. Komisi II DPR RI bersama dengan pemerintah dan penyelenggara pemilu sepakat untuk tetap melaksanakan Pilkada 2020 pada 9 Desember 2020. 

Pengalaman Bertugas di Pilpres 2004

Bicara tentang Pilkada yang disepakati untuk tetap dilangsungkan pada 9 Desember 2020 mendatang. Maka saya tergoda untuk melihat dan menuliskan kembali pengalaman pribadi pada tahun 2004, pengalaman berharga 16 tahun silam. Tepatnya ketika diadakannya pesta demokrasi, Pilpres yang harus dilakukan sampai dua kali putaran.

Pada waktu tersebut, saya masih tercatat sebagai Mahasiswa semester akhir di Sekolah Tinggi Pastoral - IPI Malang. Mahasiswa yang waktu itu hanya memiliki mesin ketik merek Brother, mahasiswa yang hanya kenal dengan komputer DOS dan disket, itupun belum mahir. Mahasiswa yang senang dan aktif berorganisasi, sehingga bergabung dengan PMKRI (cabang Santus Agustinus) kota Malang.

Menjelang pelaksanaan Pileg (Pemilihan Legislatif) dan Pilpres (Pemilihan Presiden) pada tahun tersebut, diadakan perekrutan untuk bertugas sebagai anggota Konsorsium Data Entry Penghitungan Suara, dan bertugas di wilayah sub simpul kabupaten Malang. Anggota yang dipilih adalah dari unsur mahasiswa, dan aktif dalam organisasi antara lain (PMKRI, HMI, dll).

Karena saya aktif sebagai anggota PMKRI, maka saya dan beberapa kawan kemudian mendapat tugas dan kepercayaan untuk mewakili PMKRI dalam tugas Pemilihan Presiden putaran satu dan putaran dua. 

Waktu itu, mendapat tugas seperti itu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri bagi kami, dan saya khususnya. Namun, dibalik rasa bangga tersebut, lebih dominan rasa cemas dan bingung.

Mengapa lebih dominan rasa cemas dan bingung? Karena saya sendiri masih bingung dengan tugas apa yang harus saya lakukan nanti ketika sudah berada di tempat tugas. Meskipun kami sudah mendapatkan pembekalan dan pelatihan, namun rasanya masih kurang, mungkin karena waktu itu saya masih sangat gaptek (gagap teknologi).

Bagaimana tidak, sebagai mahasiswa yang belajar tentang ilmu agama, belum menguasai teknologi, harus dihadapkan pada realita tugas yang tidak mudah. Kami harus melakukan survey ke kantor kecamatan tempat kami ditugaskan, kemudian mempersiapkan peralatan komputer, melakukan penginstalan aplikasi data entry Pemilu dengan tingkat keamanan yang super ketat. Selain itu dengan perangkat komputer yang tergolong canggih.

Pada putaran pertama Pilpres 2004, tugas saya masih tergolong mudah, karena hanya sebagai operator Konsorsium Data Entry Penghitungan Suara. Namun, ketika Pilpres harus dilaksanakan di putaran kedua, maka tugas saya tambah berat, yaitu sebagai supervisor Konsorsium Data Entry Penghitungan Suara, yang bertugas di kecamatan yang berbeda. Supervisor sudah dianggap menguasai segala hal tentang teknis entry data pemilu, untuk kami kirim ke KPU pusat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun