Wah…sungguh sebuah perjuangan yang cukup melelahkan. Pagi memberi PR dan ulangan, sorenya diberi PR dan ulangan.
Menghadapi tantangan ini, aku belum lulus ujian. Walaupun selalu rajin dan bersemangat dalam kuliah, namun aku terganjal dalam penulisan tesis.
Kuliahku gagal untuk kuselesaikan, karena kurang bisa menerapkan manajemen waktu, dan fokus dalam penulisan tesis. Singkat kata, akhirnya aku men DO kan diri dari kampus. Sayang ya... namun aku tidak menyesal, aku sudah berusaha, namun kurang keras lagi untuk berusaha. Minimal aku sudah bisa belajar dan menimba ilmu.
Sebagai seorang guru, aku adalah pribadi yang sangat senang belajar, mencari tahu tentang hal-hal yang baru (Long live education). Walaupun sudah menjadi guru, kita harus selalu belajar dan belajar lagi, jangan pernah berhenti untuk belajar.
Karena ilmu yang kita peroleh akan sangat bermanfaat untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar di kelas. Kita akan menjadi pribadi yang lebih memiliki wawasan dan pengalaman, khususnya dalam hal manajemen kelas.
"Aku bisa menerapkan ilmu yang kuperoleh, mengajar dengan kreatif, menjalin keakraban dengan para siswa, baik di dalam maupun di luar kelas."
Sebagai seorang guru, aku sangat bersyukur karena aku memiliki pengalaman yang luar biasa dan berharga, ketika menempuh pendidikan S1.
Selain bekal ilmu secara akademik yang diperoleh di bangku kuliah, aku juga memiliki bekal pengalaman di luar ruang kuliah. Pengalaman berharga yang baru kusadari ternyata ada manfaat dan hikmahnya.
Pengalaman yang menjadikanku sebagai seorang guru yang bisa, berani, dan percaya diri untuk tampil dan berdiri di depan kelas. Apalagi aku termasuk guru yang paling muda diantara teman-teman guru yang lain.
Pengalaman tersebut adalah: ketika aku harus hidup mandiri, mencari tambahan untuk biaya kuliah, dan untuk meringankan beban orang tua. Untuk bisa mewujudkan itu, yang aku lakukan adalah: setelah pulang kuliah, bersama beberapa teman aku pergi mengamen.
Mulai sore hingga malam hari, kami berjalan kaki dengan membawa perlengkapan perang: gitar, galon minum kosong. Berkeliling dari rumah ke rumah untuk mengamen.
Pengalaman tersebut sungguh menggembirakan namun juga menyedihkan. Gembira bisa menghibur orang lain dan sedih jika ditolak. Sebagai pengamen kami harus bisa menyesuaikan lagu lho…, jika ada anak kecil, kami menyanyikan lagu anak-anak, jika ada orang tua, kami nyanyikan lagu campursari Jawa, jika ada yang sedang pacaran, kami nyanyikan lagu cinta.