Saat itu, saya memang takut tapi harus tetap tenang agar yang lainnya tidak takut. "Permisi bang," ucap kami bertiga secara bersamaan saat melewati pendaki tersebut tanpa ada balasan kata-kata darinya.
Langkah pun kami percepat, Rey yang sebelumnya berjalan pelan karena kakinya sakit seperti orang yang tiba-tiba mendapat karunia kesembuhan dari sang pencipta. Tanpa terasa ia terus melangkah hingga berada di paling depan.
Anehnya kami tidak sampai-sampai. Pos 2 yang sebelumnya sudah di depan mata seperti hilang ditelan bumi. Dan sepertinya kami merasa sudah melewati 3 kali pohon yang sama. Hingga akhirnya saya pun merasa kesal dan meminta untuk break sejenak.
Kami bertiga duduk dengan diam dan hanya rokok yang menemani kami malam itu. Hingga akhirnya saya berinisiatif mencari ranting pohon kecil lalu membakarnya seperti orang nabun.
Saya pun bilang kepada teman saya, "kita punya Allah, ayo kita baca surat-surat pendek dulu dan berdoa semoga jalan pulang kita dibuka. Anggap aja lagi tes mental".
Sekitar 20 menit saya, Rey dan Herli melantunkan ayat-ayat pendek dalam hati masing-masing yang dilanjutkan dengan doa, tiba-tiba datang seekor burung yang turun entah dari mana kedekat kami bertiga.
Burung itu terlihat hanya mondar-mandir di dekat kami lalu terbang dan tak lama kembali datang lagi kepada kami. Tentu sangat menjadi perhatian bagi kami bertiga saat itu.
Saya melihat burung tersebut ada 2 kali terbang ke arah depan lalu terbang lagi ke arah kami. Reflek saya mengatakan kepada kedua teman saya "ayo jalan cepet".
Kami pun langsung berdiri dan terlihat burung itu langsung terbang ke arah depan hingga kembali turun ke tanah seakan menunggu kami datang. Sampainya langkah kami di tempat burung tersebut, hewan dengan bulu warna abu-abu itu kembali terbang lagi ke arah depan dan lagi-lagi turun ke bawah seperti menunggu kami datang. Hingga terus begitu sampai akhirnya terlihat sebuah Pos yang hanya berjarak beberapa langkah lagi.
Lega rasanya saat melihat di depan mata akhirnya sudah hampir sampai pada Pos yang kami cari-cari sedari tadi. Namun, sampainya di pos tersebut ternyata bukan Pos 2 melainkan masih Pos 3 dan waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam. Berarti ke mana kami selama 3 jam tadi.
Kami pun masih shock dan memilih untuk rehat sejenak di Pos 3 karena memang sudah sangat lelah sekali kaki ini untuk melangkah. Tak lama kemudian kami mendengar suara orang ngobrol dan sorotan cahaya headlamp yang datang rombongan dari bawah menuju Ranu Kumbolo.